BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sterilisasi
adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses
yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikroorganisme. Dalam bidang mikrobiologi baik dalam
pengerjaan penelitian atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama
berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di
laboratorium.
Pengetahuan
tentang prinsip dasar sterilisasi dan desinfeksi sangat diperlukan untuk
melakukan pekerjaan di bidang medis yang bertanggung jawab. Cara sterilisasi
dan desinfeksi yang baru banyak diperkenalkan, namun masih tetap digunakan
cara-cara dan beberapa bahan seperti digunakan berabad lalu. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka diadakanlah praktikum “Sterilisasi” ini guna memberikan
pemahaman kepada kita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sterilisasi serta
menambah pengetahuan dan keterampilan kita tentang teknik atau tata cara
membungkus alat-alat yang akan di sterilkan dengan baik dan benar. Oleh karena
itu, kami akan melakukan praktikum mengenai persiapan sterilisasi.
\
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara membungkus cawan petri dan tabung
reaksi yang baik dan benar.
C.
Tujuan
Tujuan
dilaksanakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
membungkus cawan petri dan tabung reaksi yang baik dan benar.
D. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :
Jumat, 27 April 2012
Waktu :
08.00-10.00 Wita
Tempat :
Laboratorium Biologi, Kampus II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian
mikrobiologi membutuhkan metode yang tepat untuk pengamatan mikrobia. Metode
mikroskopik dan kemampuan mengkultur mikrobia merupakan metodologi dasar yang
dilakukan para ahli mikrobiologi untuk mempelajari struktur, sifat-sifat
fisiologisnya (metabolisme dan pertumbuhan) serta mengungkapkan keragaman
mikrobia. Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur murni,
metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan pengujian yang
pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang tersebut. Kemajuan
dalam bidang metodologi ini telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar
mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi
penelitian mikroba (Reski Ferawati, 2009 : 01).
Salah
satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah pengetahuan tentang
cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Cara yang digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan dan menyingkirkan
mikroorganisme berbeda-beda tergantung pada spesies yang dihadapi. Selain itu
lingkungan dan tempat mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah,
makanan, air, sampah, riol, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan cara untuk menghancurkan
mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan, keterampilan, dan
tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi yang dihadapi merupakan
kenyataan dasar yang dapat menuntun pada cara atau prosedur yang harus
dilakukan (Resky Ferawati, 2009).
Menurut
Pebrin Manurung (2011), alat-alat yang umum digunakan dalam lab. Mikrobiologi
adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat
Sterilisasi
Alat-alat
sterilisasi meliputi Otoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu Spritus. Tetapi
yang umum kita gunakan dalam melakukan sterilisasi adalah oven dan otoclaf.
a. Oven
Merupakan
alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering, dimana oven berfungsi
mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak bersekala. Perinsip dari oven ini
sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering.
b. Otoclaf
Berfungsi
mensterilisasikan alat-alat bersekala menggunakan uap air panas. Dimana uap air
panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang
bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.
c. Alat-alat
perhitungan koloni mikroorganisme.
Alat-alat
yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter dan cawan
petri.
Coloni
counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah mikroba pada
cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat dilakukan
dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa koloni yang
terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada coloni
counter dan juga menggunakan tombol check.
Cawan
petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan
sebagai tempat pengujian sampel.
d. Alat
lainnya
Mikroskop
berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme yang tak dapat
dilihat oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan membelakangi bagian
belakang mikroskop. Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop
cahaya, dan mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk
melihat objek dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata,
sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan
gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan
memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di
lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar.
Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan
diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui
cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop
ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran okuler (10x).
Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan
elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif dengan empat
pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan menggunakan pembesaran 100x,
ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek. Tujuannya adalah untuk
mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang dipantulkan. Tanpa minyak
emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan terllihat. Mikroskop ini
digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan bakteri. Mikroskop
kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar (objek). Lensa okuler
yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa okuler. Mikroskop ini
dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu, mikroskop ini hanya akan
digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang akan diamati. Prinsip kerjanya
sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit perbedaan dalam
mengoperasikannya.
Pipet
volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai
dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama seperti pipet
volum, hanya saja pengambilan larutan sudah ditentukan. Cara sterilisasinya
menggunakan otoklaf.
Tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikroba alam bentuk media
tegak atau miring yang disumbat dengan kapas, dibulatkan lalu disterilkan
dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat, sedangkan rak tabung sebagai
tempat untuk meletakkan tabung reaksi.
Tabung
Durham berfungsi untuk pengujian mikroorganisme e-coli. Cara sterilisasinya
menggunakan alat otoklaf.
Ose
berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus untuk
menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.
Spatula
memegang peranan penting dalam laboratorium mikrobiologi. Sama halnya seperti
Ose, spatula digunakan untuk mengambil atau memindahkan kultur.
Ball
pipet bentuknya seperti balon karet, terdapat 3 titik pada ball pipet yaitu
“E”, “S”, “I”. Kegunaan daripada ball pipet adalah untuk menyedot larutan cair.
Pipet
tetes sama hanya seperti Ball pipet, digunakan untuk menyedot larutan ataupun
mikroorganisme dalam medium cair. Bedanya pipet tetes digunakan untuk menyedot
larutan dalam skala kecil sedangkan Ball pipet dalam skala lumayan besar.
Batang
pengaduk digunakan untuk mengaduk dan menampur larutan.
Pinset
berfungsi untuk menjepit atau mengambil pencadang, sterilisasinya dapat
dilakukan dengan dibakar menggunakan lampu spiritus. Sedangkan pencadang
berfungsi untuk melihat daerah hambatan atau zona halo yang diisi dengan
antibiotik. Ukurannya yaitu diameter luar = 8 mm, diameter dalam = 6 mm,
panjang = 10 mm. Pencadang disterilisasi dengan dimasukkan ke dalam cawan petri
lalu dimasukkan ke dalam oven.
Tabung
reaksi berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan bahan, menampung larutan, dan
tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Alat
ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih dahulu dengan kertas
saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan diikat, lalu dimasukkan
ke dalam otoklaf.
Labu
erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan, dan
menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan
ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan
menggunakan otoklaf.
Pada
pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar aseptik
dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril. Hal
ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Untuk memperoleh kondisi yang
steril dan bersih maka dilakukan sterilisasi. Metode sterilisasi yang umum
digunakan secara rutin di laboratorium mikrobiologi adalah yang menggunakan
panas ( Pebrin Manurung, 2011).
Menurut
Pebrin Manurung metode sterilisasi dengan menggunakan panas dibagi menjadi 2
cara, yaitu:
1.
Sterilisasi basah
Sterilisasi
basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah
diangkat (portable) dengan menggunkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121 oC
selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 121 oC itu
disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur
sterilisasi tersebut seringkali juga dinyatakan sebagai : 1 atm 15 menit. Pada
tempat-tempat yang lebih tingginya diperlukan tekanan lebih besar untuk
mencapai suhu 121 oC. Karena itu daripada menyatakan besarnya
tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan steril dicapai dengan cara
mempertahankan suhu 121 oC selama 15 menit (2, hal 55).
Sterilisasi
basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap
air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang berkisar antara 110 oC
dan 121 oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini
antara lain medium biakan yang umum, air suling,peralatan laboratorium, biakan
yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet (2, hal 56).
Ada
4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah ;
a. Sterilisasi bergantung pada uap,
karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang sterilisator.
b. Semua bagian bahan yang disterilkan
harus terkenai uap, karena itu tabung dan labu kosonga harus diletakkan dalam
posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya.
c.
Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cair harus permeabel terhadap
uap.
d. Suhu sebagaimana yang terukur oleh
thermometer harus mencapai 121 oC dan dipertahankan stinggi itu 15
menit.
2.
Sterilisasi kering
Sterilisasi
panas kering dapat diterapkan pada apa saja yang tidak merusak, menyala,
hangus, dan menguap pada suhu setinggi itu. Bahan-bahan yang biasa disterilkan
dengan cara ini antara lain pecah belah seperti pipet, tabung reaksi, cawan
petri dari kaca, botol sampel, juga peralatan seperti jarum suntik, dan
bahan-bahan yang tidak tembus uap seperti gliserin, minyak, vaselin, dan
bahan-bahan berupa bubuk. Bahan-bahan yang disterilkan harus dilindungi dengan
cara membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk
mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.
Pemindahan
bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah
inokulasi bakteri ini memerluakan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus
mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium
dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari
terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan
sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni
(Pebrin Manurung, 2011).
Di
dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang
hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri
patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan
suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Pebrin Manurung, 2011) :
1. Dengan pengenceran
Cara
ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara
Streptococcus lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang
sudah masam
Suatu
sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini
kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari
pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh
dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu
koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika
kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan
koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan
koloni ini sebagai sampel.
2. Dengan penuangan
Robert
Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti
sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar
di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan
demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental
maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing
dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan
diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.
Menurut Pebrin Manurung (2011) ada
beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium
diantaranya adalah :
1.
Metode cawan gores
Metode
ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua
macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan
medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme
menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak
sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores.
2. Metode cawan tuang
Cara
lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran
mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi
sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya,
maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya
satu di antara cawan – cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik
di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan
namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses
pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme,
memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme
saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Alat
dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan
pada praktikum ini yaitu sebagai berikut
a. Tabung
Reaksi 3
buah
b. Corong 1
buah
c. Gelas
Kimia 1
buah
d. Erlemeyer 1
buah
e. Cawan
petri 2
buah
f. Batang
pengaduk 1
buah
g. Gunting 1
buah
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah kertas HVS atau kertas koran.
B. Prosedur
Kerja
1. Cara
membungkus Cawan Petri
Cara membungkus cawan
petri adalah sebagai berikut :
a. Mengambil sebuah
cawan petri yang sudah dibersihkan dan siap digunakan.
b. Kemudian
mengambil selembar kertas HVS ukuran 22
x36 cm, jika kertas tersebut punya tulisan maka bagianyang ada tulisannya di
simpan di bagian dalam.
c. Menyimpan cawan
petri di tengah-tengah kertas tersebut kemudian bagian ujung-ujung kertas
tersebut dilipat.
d. Menyatukan
pertemuan kedua ujung lipatan tadi.
e. Merapikan ujung-ujung lipatan kertas yang sudahdisatukan
kemudian buatlah bentuk segitiga pada kedua sisi kertas yang sudah dilakukan.
f. Setelah itu
memeriksa kembali hasil lipatan segitiga tadi kemudian mengencangkan lipatan yang di anggap longgar karena
dapat membuat hasilnya akan kurang rapi jika lipatannya tidak kencang.
g. Setelah
lipatan segitiga tadi kencang kemudian melipat kebagian bawah dari cawan petri
h. Kemudian menyimpan
cawan petri yang sudah dibungkus di tempatnya.
2. Cara Membungkus
Tabung Reaksi
Cara membungkus tabung reaksi adalah sebagai berikut:
a. Mengambil
sebuah 3 buah tabung reaksi yang sudah
dibersihkan dan siap digunakan.
b. Kemudian
mengambil selembar kertas HVS ukuran 22
x36 cm, jika kertas tersebut punya tulisan maka bagianyang ada tulisannya di
simpan di bagian dalam.
c. Menyimpan
ketiga tabung reaksi dengan bentuk piramida
di tengah-tengah kertas tersebut kemudian mempertemukan kedua tepi
kertas tersebut .
d. Melipat ke
dalam sebanyak dua kali pada pertemuan kertas tersebut.
e. Merapikan ujung-ujung lipatan kertas yang sudah
disatukan kemudian masing-masing ujung kertas dilipat masuk ke dalam. Setelah
itu memeriksa kembali hasil lipatan tadi kemudian mengencangkan lipatan yang di anggap longgar karena
dapat membuat hasilnya akan kurang rapi jika lipatannya tidak kencang.
f.
Setelah lipatan tadi kencang kemudian menyimpan cawan petri yang sudah dibungkus di
tempatnya.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil
Praktikum
1. Cara
Membungkus Cawan Petri
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Cara
Membungkus Tabung Reaksi
a.
b.
c.
d.
e.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat kami peroleh dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Cara membungkus cawan petri yang baik
dan benar yaitu mengambil sebuah cawan petri yang sudah dibersihkan dan
siap digunakan, kemudian mengambil
selembar kertas HVS ukuran 22 x36 cm, jika kertas tersebut punya tulisan
maka bagianyang ada tulisannya di simpan di bagian dalam, menyimpan cawan petri
di tengah-tengah kertas tersebut kemudian bagian ujung-ujung kertas tersebut
dilipat, menyatukan pertemuan kedua ujung lipatan tadi, merapikan ujung-ujung lipatan kertas yang
sudahdisatukan kemudian buatlah bentuk segitiga pada kedua sisi kertas yang
sudah dilakukan. Setelah itu memeriksa kembali hasil lipatan segitiga tadi
kemudian mengencangkan lipatan yang di
anggap longgar karena dapat membuat hasilnya akan kurang rapi jika
lipatannya tidak kencang. Setelah lipatan segitiga tadi kencang kemudian
melipat kebagian bawah dari cawan petri. Kemudian menyimpan cawan petri yang
sudah dibungkus di tempatnya.
2.
Cara membungkus tabung reaksi yang benar adalah mengambil
sebuah 3 buah tabung reaksi yang sudah
dibersihkan dan siap digunakan. Kemudian mengambil selembar kertas HVS ukuran 22 x36 cm, jika
kertas tersebut punya tulisan maka bagianyang ada tulisannya di simpan di
bagian dalam., menyimpan ketiga tabung reaksi dengan bentuk piramida di tengah-tengah kertas tersebut kemudian
mempertemukan kedua tepi kertas tersebut , melipat ke dalam sebanyak dua kali
pada pertemuan kertas tersebut, merapikan
ujung-ujung lipatan kertas yang sudah disatukan kemudian masing-masing
ujung kertas dilipat masuk ke dalam. Setelah itu memeriksa kembali hasil
lipatan tadi kemudian mengencangkan
lipatan yang di anggap longgar karena dapat membuat hasilnya akan
kurang rapi jika lipatannya tidak kencang. Setelah lipatan tadi kencang
kemudian menyimpan cawan petri yang
sudah dibungkus di tempatnya.
B.
Saran
Saran praktikan dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Asisten
diharapkan dapat membimbing praktikan lebih baik lagi guna keberhasilan dalam
memahami apa yang dijelaskan asisten.
2.
Hendaknya
pihak laboratorium melengkapi fasilitas laboratorium guna menunjang
keberhasilan dalam suatu praktikum
3.
Praktikan
hendaknya disiplin saat praktikum dan menjaga kebersihan laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Ariandi. 2010. Mikrobiologi Pengenalan Alat Laboratorium. http://www.scribd.com./doc/8288703/lap-Mikrobiologi-Pengenalan-Alat-Alat-Lab. Dikutip pada tanggal 30 April 2012.
Wikipedia,
2011. Cawan petri. http://id.wikipedia.org/wiki/Cawan_Petri/ Dikutip pada
tanggal 30 April 2012.