RSS
Container Icon

Pengertian Fotosintesis, reaksi gelap, reaksi terang, dan fotosistem


1.       Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga,dan beberapa jenis bakteri lainnya dengan menggunakan zat hara, karbondioksisa, air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
2.       Reaksi terang adalah reaksi fotosintesis yang berlangsung pada kantong tilakoid atau grana kloroplas dan merupakan tahap pertama yang terjadi di fotosintesis yang sangat bergantung ketersediaan sinar matahari.
3.       Reaksi gelap adalah reaksi lanjutan dalam reaksi fotosintesis yang terjadi pada stroma. Bahan reaksinya yaitu ATP dan NADPH yang dihasilkan di reaksi terang dan akan menghasilkan glukosa.
4.       Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energi cahaya matahari yang terdiri dari klorofil kompleks dan akseptor elektron.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Imitasi Perbandingan Genetis



1.       Imitasi perbandingan genetis adalah perbandingan yang dimiliki makhluk hidup yang tidak dimiliki oleh orang lain karena memperhitungkan sifat genetik yang dimiliki seseorang masing- masing berbeda.
2.       Genotif adalah sifat yang tidak tampak (HH, hh)
3.       Fenotif adalah sifat yang tampak (hitam, putih)
4.       Dominan yaitu sifat yang menutupi sifat yang lainnya (H), menggunakan simbol huruf besar.
5.       Resesif  yaitu sifat yang ditutupi dengan gen yang lain (h), menggunakan simbol huruf kecil
6.       Alel yaitu pasangan kromosom pada lokus yang sama atau pasangan gen homolog yang letaknya bersesuaian dengan sifat yang berlainan.
7.       Kebakaan yaituciri fisik yang ada pada diri seseorang.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Faktor- faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis


1.       Ketersediaan air dan karbondioksida
Kekurangan air menyebabkan stomata layu dan menutup akibatnya penyerapan karbondioksida terhambat sehingga fotosintesis menurun. Semakin banyak gas karbondioksida maka proses fotosintesis menjadi semakin baik.
2.       Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya maka semakin banyak energi yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis. Namun intensitas cahaya yang terlalu tinggi akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
3.       Tahap pertumbuhan
Pada saat masih berkecambah, tumbuhan lebih rajin harus harus berfotosintesis daripada yang sudah besar karena sedang tumbuh membutuhkan banyak energi untuk membesar.
4.       Pigmen penyerap cahaya
Klorofil merupakan pigmen penyerap cahaya, untuk membuat klorofil, diperlukan ion magnesium yang diserap dari tanah
5.       Suhu atau temperatur
Suhu mempengaruhi enzim untuk fotosintesis. Jika suhu naik 10°C, kerja enzim akan meningkat 2 x lipat (namun hanya pada tumbuhan tertentu,jika suhu terlalu tinggi justru bisa merusak)
6.       Kadar hasil fotosintesis
Apabila kadar hasil pembentukan fotosintesis sedikit maka tumbuhan akan merangsang untuk melakukan fotosintesis lebih giat  daripada ketika kadar fotosintesis yang banyak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bunyi HUkum Mendel I dan Mendel II


Bunyi hukum Mendel I (segresi bebas) menjelaskan bahwa pasangan alel akan berpisah pada saat pembentukan gamet akan bertemu secara acak pada saat pembuahan.hukum Mendel I dibuktikan dengan melalui persilangan monohibrid. Pada percobaan Mendel I ini menunjukkan jika dominansinya penuh maka persilangan ini merupakan persilangan monohibrid yang memiliki fenotif 3:1.
                Bunyi hukum Mendel II (asortasi) menjelaskan bahwa “pengelompokan gen secara bebas terjadi pada saat meiosis berlangsung. Setiap gen dapat dipasangkan secara bebas dengan gen yang lain. Hukum Mendel II hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Hukum Mendel II dapat diamati pada persilangan dihibrid atau polihibrid. Pada percobaan Mendel II dibuktikan melalui adanya dominasi tidak penuh  sehingga persilangan ini memiliki fenotip 1:2:1.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Benarkah tumbuhan tidak membutuhkan oksigen?


Sebetulnya tumbuha sangat membutuhkan oksigen, baik di siang hari maupun untuk bernafas. Tumbuhan adalah makhluk hidup yang butuh bernafas. Pada siang hari tumbuhan melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Tumbuhan melakukan fotosintesis ini lebih banyak daripada oksigen yang dihasilkan dari fotosintesis dibandingkan oksigen yang digunakan untuk respoirasi. Sehingga tumbuhan lebih banyak menghasilkan oksigen dari fotosintesis daripada karbondioksida dari respirasi.
Pada malam hari fotosintesis tidak terjadi, sehingga tumbuhan tidak memproduksi oksigen. Sedangkan proses respirasi yang membutuhkan oksigen tetap berjalan. Pernafasan  pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu respirasi aerob dan anerob.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

perbedaan anatomi dan morfologi akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil



Perbedaan  antara akar tumbuhan monokotil dan dikotil

Hal
Monokotil
Dikotil
Sistem perakaran
serabut
Tunggang
Struktur anatomi
·   Batas antara ujung akar dengan kaliptra jelas

·   Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel berdinding tebal
·   Letak berkas pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling

·   Mempunyai empulur yang luas pada pusat akar


·   Perisikel hanya membentuk cabang akar




·   Tidak mempunyai kambium


·   Jumlah lengan protoxilem banyak (lebih dari 12)
·      Batas antara ujung akar dengan kaliptra tidak jelas
·      Perisikel terdiri dari satu lapis sel berdinding tebal
·      Letak berkas pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral, xilem di dalam dan floem di luar
·      Mempuyai empulur sempit atau tidak mempunyai empulur pada pusat akar
·      Perisikel membentuk cabang akar dan dapat membentuk meristem sekunder seperti kambium dan kambium gabus
·      Kambium tampak sebagai meristem sekunder
·      Jumlah lenganxilem antara 2 sampai 6, jarang lebih

Perbedaan struktur batang monokotil dan dikotil

Monokotil
Dikotil
·   Batang tidak bercabang-cabang
·   Hipodermis berupa sklerenkim
·   Pembuluh angkut tersebar

·   Tidak mempunyai jari-jari empulur

·   Tidak mempunyai kambium vaskular sehingga tidak dapat tumbuh membesar
·   Empulur tidak dapat dibedakan dengan daerah korteks
·   Tidak ada kambium di antara xilem dan floem
·   Batang bercabang-cabang
·   Hipodermis berupa sklerenkim
·   Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran atau berselang radial
·   Jari- jari empulur berupa deretan parenkima di antara berkas pengangkut
·   Mempunyai kambium vaskular, sehigga dapat tumbuh membesar
·   Dapat dibedakan daerah korteks dan empulur
·   Ada kambium di antara xilem dan floem



Perbedaan antara daun tumbuhan monokotil dan dikotil

Perbedaan
Monokotil
Dikotil
Struktur morfologi
Pertulangan daun sejajar atau melengkung
Pertulangan daun menjari atau menyirip
Struktur anatomi
Parenkima mesofil umumnya tidak terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang
Parenkima mesofil terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

perbedaan ototpolos, otot lurik dan otot jantung


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kemanakah nukleus eritrosit dalam pembuluh darah?



Diferensiasi dan maturasi eritrosit meliputi pembentukan (in order) proeritroblas, eritroblas basofilik, eritroblas polikromatofilik, retikulosit eritroblas ortokromatofilik (normoblas), dan eritosit). Sel pertama yang dikenali dalam seri eritroid adalah proeritroblas. Proeritroblas merupakan sel yang besar, dengan kromatin longgar, berikatan dan anak inti yang jelas kehilatan; sitoplasma basofilik. Tahap selanjutnya diwakili oleh eritoblas basofilik dengan sitoplasma basofilik kuat dan suatu nucleus padat yang tidak memperlihatkan nucleolus. Sifat basofil dari kedua tipe sel ini disebabkan oleh sejumlah besar poliribosom yang ikut di dalam sintesis hemoglobin. Selama tahap berikutnya, poliribosom berkurang dan daerah sitoplasma mulai dipenuhi oleh hemoglobin. Pada tahap berikutnya, nucleus terus memadat dan tidak ada sitoplasma basofil yang terlihat, menghasilkan suatu sitoplasma asidofilik uniformis-eritroblas ortokromatofilik. Pada suatu saat, sel ini melahirkan suatu seri tonjolan sitoplasma dan mendorong nukleusnya, dimasukkan dalam suatu lapisn tipis sitoplasma. Sisa sel masih mempunyai sejumlah kecil poliribosom yang, ketika diberi pewarnaan supravital brilliant cresyl blue, beragregasi untuk membentuk suatu jaringan kerja yang berwarna. Sel ini adalah retikulosit, yang segera kehilangan poliribosomnya dan menjadi sel darah merah yang matang (eritrosit).[1]
Apabila sel- sel induk primitive membelah diri, anak-anak selnya mendiferensiasi diri menjadi eritrosit. Mereka membesar, kehilangan nukleusnya, dan mengisi sitoplasma mereka dengan hemoglobin. Proses ini dapat dibagi dalam tiga tahap yang dapat dibedakan; proeritroblas, eritroblas, dan normoblas, meskipun seperti biasanya, pembedaan seperti itu bersifat semaunya.
1.    Proeritroblas merupakan tahap awal yang dapat dibedakan dalam perkembangan sel darah merah. Ia berbeda dengan promyelosit secara berikut. Ia sedikit lebih kecil dan mempunyai nucleus yang lebih kromatis; hemoglobinnya mulai berkembang di dalam sitoplasma; pada tahap ini sitoplasmanya basa, seperti sitoplasma dari hemasitoblas dan promyelosit, tetapi kehadiran hemoglobin memberikan warna sedikit keungu- unguan atau keabu-abuan padanya.
2.    Pada tahap berikutnya, tahap eritroblas, serangkaian perubahan lambat laun berkembang sewaktu selnya membelah diri. Perubahan ini dari dua jenis, peningkatan jumlah hemoglobin dalam sitoplasma dan penurunan dalam besarnya sel dan nukleusnya. Perubahan jenis pertama terjelma secara morfologis sebagai pergeseran warna dari biru keabu-abuan dari proeritroblas menjadi merah jambu yang karakteristik untuk eritrositnya. Jika warna merah jambu itu telah berkembang sepenuhnya, sel-selnya disebut normoblas (normoblast).
3.    Suatu normoblas hanya sedikit lebih besar daripada suatu suatu eritrosit tetapi berbeda dengannya karena mempunyai nucleus. Normoblas itu mengalami beberapa pembelahan; selama pembelahan itu nucleus mereka menjadi lambat-laun lebih kecil dan lebih gelap. Akhirnya nucleus normoblas itu tereduksi menjadi suatu sosok padat yang berwarna tua sekali, dan jika ini didorong kelur dari permukaannya, maka selnya menjadi sel darah merah yang telah berkembang sepenuhnya.[2]


[1] Carlos Junqueira, Jose Corneiro, dan Robert O. Kelley, Histologi Dasar, h. 250.

[2] Gerrit Bevelander dan Judith a. Ramaley, Dasar- dasar Histologi (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 112-114.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS