setetes noda pasti mencair olehnya
pancaran sinar pasti terbias dengan kejernihannya
langit dan awan
pun mampu bercermin di hadapannya
hingga para penghuni di bawahnya
pun terlihat dari kejauhan
dengan penghuni alam yang bercorak,
menarik..
dengan penuh warna dan bentuk unik
pesona,
keelokan mampu menghipnotis kedua bola mata insan
katanya... tak
pernah menjengukmu bak insan asing di negera terse...but
awal kumelihatmu, raga seakan melayang nan jauh d sana
pesonamu yang belum tersentuh, sebagai mutiara di negeri ini
pesona yang tersohor..
itulah yang kata yang kurangkai untukmu
akankah aku dapat melayang ke sana??
akankah aku dapat
berjalan-jalan di daratanmu??
akankah aku dapat berfoto dengan si
umbumu??
pesona yang tersohor akan tetap terjaga hingga aku
dapat melayang ke sana
semoga saja...
raja ampat
01.44 |
Read User's Comments(0)
TAsk..
16.28 |
Mata
Kuliah : Biokimia
Dosen
Pengampuh : Hj. Nurdiana., M. Pd.
Tugas
Individu
VITAMIN
Kelas Biologi 2
Charisma Rahayu
20500111021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Segala
puji hanya milik Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan kekuatan
dari-Nya sehingga makalah dengan judul “vitamin” dapat diwujudkan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang
dipergunakan untuk menulis kalimatnya. Selawat
dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah dalam
menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada
keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir
zaman dengan Islam
sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.
Terlalu banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak
orang yang mempunyai andil kepada penulis selama menyelesaikan makalah ini Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis
menghaturkan terima kasih semoga menjadi ibadah dan amal jariyah. Amin.
Penulis
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi bahasa, sistematika penulisan yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu,
kritikan dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna
penyempurnaan kelak.
Gowa, Dzulhijjah 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB
I
PENDAHUlLUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
BAB
II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Vitamin………………………………………………..6
B.
Fungsi Vitamin……………………………………………………7
C.
Klasifikasi
Vitamin………………………………………………..7
1. Vitamin yang Larut Air……………………………………….8
2. Vitamin yang Larut Lemak…………………………………..11
3. Vitamin-Vitamin B-Kompleks Lain…………………………22
4. Vitamin-Vitamin yang Masih Kontroversial………………...23
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………25
B. Implikasi………………………………………………………………25
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin
adalah golongan senyawa organic sebagai pelengkap makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh. Vitamin memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme
berjalan normal.
Karbohidrat,
protein, dan lemak dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah besar untuk menyediakan
energi dan menghasilkan prekursor organik berbagai komponen tubuh. Namun
demikian, vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak dapat digantikn oleh zat
lain. Kekurangan vitamin berarti kekurangan zat essensial dalam tubuh, sehingga
dapat menimbulkan penyakit tertentu. Kondisi kekurangan vitamin disebut
avitaminosis dan dapat disembuhkan dengan memberikan vitamin yang kurang.
Pada
umumnya, vitamin tidak dapat disintesis dalam tubuh dalam jumlah yang
mencukupi, sehingga harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi.sebagai
perkecualian adalah vitamin D yang dapat dibuat di dalam kulit, asalkan kulit
cukup mendapatkan sinar matahari. Vitamin lain yang disintesis di dalam tubuh
adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua jenis vitamin disitesis di
dalam usus oleh bakteri.
Vitamin
terdapat dalam bahan makanan hanya dalam jumlah relative kecil. Bentuk vitamin
berbeda-beda, di antaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin
(precursor). Setelah diserap oleh tubuh, provitamin dapat diubah menjadi
vitamin yang aktif. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji lebih jauh mengenai
vitamin.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan vitamin?
2. Apakah
fungsi vitamin?
3. Bagaimanakah
klasifikasi vitamin?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin
Sekitar
akhir abad XIX, ketika mulai dipergunakan bahan pakan murni dalam
percobaan-percobaan binatang, disangka bahwa susunan makanan sudah cukup kalu
terdiri atas karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Ternyata bahwa dengan
susunan makanan demikian, binatang percobaan tidak menunjukkan kesehatan dan
pertumbuhan badan yang memuaskan.
Di
dalam susunan makanan di atas, masih diperlukan zat gizi lain yang pada saat
ini masih belum diketahui ujudnya. Dalam penelitian penyakit beri-beri di
antara para tahanan dan hukuman di Indonesia pada permulaan abad XX, EIJKMAN
dan rekan-rekannya menemukan adanya zat yang diperlukan ini, yang kemudian
diberi nama vitamine oleh Vladimir Funk, karena disangka suatu ikatan organik
amine, oleh adanya unsur N dan telah dikenalnya asam amino pada saat itu. Zat
vitamin ini diperlukan untuk kehidupan (vita), sehingga diberi nama vitamine.
Kemudian
ernyata bahwa zat essensial ini bukan suatu amine dan tidak selamanya
menagndung unsur nitrogen (N). karena itu nama vitamine banyak yang
menentangnya, sehingga diubah menjadi vitamin, sengan dibuang huruf e-nya.
Mengganti sama sekali dengan nama lain agak sulit, karena nama itu telah
memasyarakat di kalangan para ilmuwan.
Definisi
ini mula-mula dianggap mudah, dan diformulasikan sebagai “suatu zat gizi yang
diperlukan tubuh dalam jumlah-jumlah kecil dan harus didatangkan dari luar,
karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh”.
Di dalam definisi ini tersirat:
a. Diperlukan
tubuh dalam jumlah-jumlah kecil, dan
b. Harus
datang dari luar tubuh, karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh sendiri.
B. Fungsi Vitamin
Fungsi
vitamin secara umum berhubungan erat dengan fungsi enzim, terutama
vitamin-vitamin kelompok B. enzim merupakan katalisator organik yang
menjalankan dan mengatur reaksi-reaksi biokimiawi di dalam tubuh. Suatu enzim
terdiri atas komponen protein yang dihasilkan oleh sel dan diseut apoenzim.
Apoenzim ketika disintesa tidak mempunyai aktivitas; baru menjadi aktif bila
berkonjugasi dengan komponen non-protein yang disebut ko-enzim. Ko-enzim ini
pun dibuat di dalam tubuh dan mengandung komponen yang disebut vitamin itu.
Susunan lengkap apoenzim dan ko-enzim disebut holoenzim dan holoenzim yang
mempunyai aktivitas sebagai biokatalisator. Di dalam sel apoenzim terdapat
sebagai butir yang mengisi suatu vakuole, dan disebut proenzim atau zymogen,
yang belum mempunyai aktivitas.
Peranan
hampir seluruh vitamin dari kelompok B telah diketahui fungsinya di dalam
ko-enzim. Tidak demikian halnya dengan vitamin-vitamin yang larut lemak.
Meskipun gejala-gejala sebagai akibat difisiensi vitamin ini telah diketahui,
tetapi peranannya yang jelas di dalam rantai reaksi biokimiawi di dalam proses
metabolisme, belum diketahui. Kekecualian adalah untuk vitamin D. untuk vitamin
ini telah jelas diketahui bahwa vitamin D ini di dalam tubuh diubah menjadi
hormon yang berpengaruh atas transpor zat kapur (Ca).
C. Klasifikasi Vitamin
Berdasarkan kelarutannya, vitamin
dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu:
1. Vitamin
yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C
2. Vitamin
yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.
Menurut
Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim (procoenzyme).
Vitamin-vitamin ini dapat bergerak bebas dalam bada, darah, dan limfa. Karena
sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalam air mudah rusak dalam pengolahan
dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. Di dalam
tubuh, vitamin ini disimpan dalam jumlah terbatas dan kelebihan vitamin akan
dikeluarkan atau diekskresikan melalui urin. Oleh karena itu, untuk
mempertahankan saturasi jaringan vitamin ini harus sering dikonsumsi.
Golongan
vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Setelah diserap dalam tubuh,
vitamin akan disimpan dalam jaringan-jaringan lemak, terutama hati. Karena
sifatnya yang tidak larut dalam air, vitamin-vitamin demikian tidak
disekresikan. Akibatnya, di dalam tubuh dapat disimpan dalam jumlah banyak,
sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas jauh lebih besar daripada vitamin
yang larut dalam air.
Kebanyakan
vitamin yang larut dalam air berperan sebagai kofaktor enzim tertentu dalam
menatalisis berbagai reaksi biokimia. Sebaliknya, vitamin A dan D mempunyai
sifat menyerupai hormon, vitamin E memiliki sifat antioksidan, dan vitamin K
diperlukan bagi biosintesis faktor pembekuan darah.
1. Vitamin
yang Larut Lemak
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dimasukkan
/ digolongkan kedalam lipida. Keempat
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K) dibentuk secara
biologik dari unit-unit hidrokarbon S-karbon, yang disebut ispren atau
2-metilbitadiena, yang merupakan unit pembangunan sejumlah sneyawa alamial
minyak / lemak.
Fungsi
biokimiawi yang khusus atau koenzim vitamin
yang larut dalam lemak masih
belum diketahui secara jelas. Satu sifat yang penting dari vitamin ini adalah,
bahwa golongan ini dapat disimpan dalam jumlah besar di dalam tubuh.
a.
Vitamin A
Vitamin A untuk pertama kalinya dikenal sebagai
faktor nutrisi esensial oleh Elmer
MeCollum pada tahun 1915 dan kemudian
dapat diisolasi dari minyak hati ikan. Vitamin A diperlukan oleh semua hewan
bertingkat tinggi vitamin A hanya terdapat dalam jaringan hewan, sedangkan pada tumbuhan
terdapat sebagai korotensid yang dapat diambil menjadi vitamin A dalam jaringan
kebanyakan hewan.
Ada dua macam bentuk kimia vitamin A yaitu vitamin
A1 (retinol), diperloleh dari hati ikan laut. Bila gugus primer alkohol dari
retinol dioksidasi, dihasilkan aldehidretenal. Bentuk yang lainnya adalah
vitamin A2-yang diperoleh dari hati ikan air tawar. Vitamin A2
mempunyai ikatan rangkap yang jumlahnya satu lebih banyak daripada vitamin A1
vitamin –vitamin ini adalah alkohol yang
mengandung cincin 6 oksiklik, yang mengandung 20 atom karbon, dengan rantai
samping yang terdiri dari dua arut isoprem.
Walaupun
vitamin A diketahui berfungsi
dalam proses penglihatan, tetapi
kemungkinan mempunyai, peranan metabolik lain, karena semua jaringan
dipengaruhi oleh suatu difisiensi : satu
peranan umum diduga dalam transpor itu kalsium melintasi membran tertentu.
b.
Vitamin D
Vitamin D atau kalsiteral merupakan turunan
steroid. Vitamin D terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam jaringan hewan
terdapat sebagai vitamin D3 atau kalekalsiferal yang selalu dijumpai
dalam minyak hati ikan. Vitamin D3 pada manusia dan hewan dibuat
dibawah kulit dari prekuensor 7-dehidrokolesteral, melalui penyinaran
sinar ultraviolet. Bentuk lainnya adalah
vitamin D2 atau ergokalsiferol, produk komersial yang dihasilkan dari radiasi sinar
ultra violet terhadap ergasterol khamir.
Kekurangan vitamin D menyebabkan metabolisme
kalsium dan fosfat tidak normal, menyebabkan tumbuhnya penyakit Tulang
(ricket), kaki bengkak karena terhambatnya pertumbuhan tulang. Pada kondisi
normal, manusia mampu untuk menghasilkan cukup vitamin D.
Fungsi biokimia vitamin D telah dipelajari secara
intensif pada tahun-tahun terakhir ini. Vitamin D3 merupakan
prekursor dari 1,25-dihiroksikolekalsoferol, yang dibuat dalam ginjal. Senyawa
ini dianggap sebagai hormon dan didefinisikan sebagai pembawa pesan kimia yang
disintesis oleh satu organ untuk
mengatur aktivitas biologi pada jaringan lain. pelacakan dengan isotop
membuktikan bahwa vitamin D menaikkan kecepatan pertumbuhan dan sesopsi
mineral (Ca) dalam tulang, dan juga mempengaruhi pembuangan
fosfat dari ginjal.
c.
Vitamin E
Vitamin E atau a-tokoferol pertama kali diisolasi tahun
1922, sebagai suatu faktor dari suatu minyak sayuran yang menyebabkan infetilitas pada tikus.
Karena keterkaitannya dengan reproduksi, maka vitamin ini diberi nama
tokoferol, dari bahasa yunani, tokos.
Yang berarti hamil muda. Vitamin E mengandung cincin aromatik bergugus hidroksil, dengan rantai
samping isoprenoid.
Kekurangan vitamin E pada tikus dan hewan
lainnya menyebabkan sterilitas (hemandulan), kelemahan otot dan kulit bersisik.
Pada anak sapi terjadi kerusakan jantung, dan retardasi pertumbuhan pada
kelinci.
Aktivitas biokimia yang lekas dari vitamin
E belum diketahui, tetapi vitami ini menghalangi oksidasi non enzimatik pada
ikatan rangkap asam lemak tak jenuh. Karena itu vitamin E dikenal sebagia zat
antioksidan. Karena sifat protektif ini,
maka vitamin E sering ditambahkan pada
makanan berminyak komersial untuk mencegah terjadinya oksidasi, sehingga
makanan tidak menjadi tenyik.
d.
Vitamin K
Vitamin K diberi nama dari bahasa
Denmarik, koagulasi oleh penemuannya,
Henrik Dam (Hadial Nobel, 1943) dan sesuai dengan makna kata tersebut, vitamin
K diperlukan untuk pembekuan darah. Vitamin K ditemukan dalam dua bentuk, yaitu
vitamin K1 (filokurnon) yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan
temtamo yang berwarna hijau tua yang lainnya adalah vitamin K2
(manakwiron) yang dihasilkan oleh bakteri dalam usus.
Pada individu yang normal, kekurangan
vitamin K adalah sangat jarang akan tetapi pemakaian antibiotika yang
berkepanjangan dapat menyebabkan kekurangan vitamin K, karena terbunuhnya flora
usus.
Fungsi biokimia vitamin K adalah
diperlukan dalam pembentukan yang baik protein plasma, protrombin yang
diperlukan dalam pembekuan darah. Karena itu kekurangan vitamin K, menyebabkan
terhentinya pembekuan darah.
Dan antagonis vitamin K adalah dikumarol,
pertama kali diisolasi dari jerami clover berjamur dan warfarin, analog
sintetik dari vitamin K. Kedua zat antagonis ini mencegah terjadinya pembekuan
darah. Warfarin adalah suatu racun tikus, yang apabila dimakan oleh tikus,
dalam suatu periode waktu, menyebabkan kematian dengan menimbulkan pendarahan
dalam.
2. Vitamin-
Vitamin yang Larut Air
Struktur
kimia dari vitamin yang larut dalam air
sangat beraneka ragam, tetapi mereka mempunyai sifat molekul polar, sehingga
larut dalam air. Semua vitamin yang larut dalam air, dapat disintesis oleh
tumbuh-tumbuhan (kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran berdaun hijau dan ragi)
kecuali vitamin B12. vitamin B komplek dan vitamin C karena kelarutannya dalam
air, tidak dapat disimpan lama dalam bentuk stabil, harus disediakan terus
menerus dalam makanan, kecuali vitamin B12, pada hati manusia dapat disimpan
untuk persediaan beberapa tahun. Semua vitamin yang larut dalam air, kecuali
vitamin C, berfungsi sebagai koenzim atau kofaktor dalam reaksi enzimatik.
Vitamin B, Koenzim, dan fungsi Enzimatiknya
Vitamin
|
Bentuk koenzim
|
Fungsi enzimatik
|
Tiaminin (B1)
|
Tiaminin pirofosfat
(TPP)
|
Transfer atau pengangkatan gugus
aldehida
|
Reboflovin (B2)
|
Flavin adenin
dipuklotida (FAD)
Flovida mononukleotida
(FMN)
|
Transfer hidrogen
Transfer hidrogen
|
Nikotinamida
|
Nikotinamida adenin dinukletida (NAD+)
Nikotinamida adenin demikleotida fosfat (NADP+)
|
Transfer hidrogen
|
Asam fantolenat
|
Koenzim A (KoA)
|
Transfer atau karier gugus
asil
|
Peridoksen (B6)
|
Peridoksalfosfat
|
Transfer gugus amino, gugus karboksil dari rasenisasi.
|
Biotin
|
Biotin
|
Transfer atau pengangkatan
gugus karboksial
|
Asam falat
|
Asam titrahidroksi falat
|
Transfer satu –C
|
Vitamin B12
|
Koenzim B12
|
Pergeseran 1,2 dari atom
hidrogen, karier gugusan metil
|
Asam lipoat
|
Lipoatmid
|
Transfer gugus asil
|
Sumber : Frank B.
Amstrong 1989
a.
Tiamin
(Vitamin B1)
Tiamin
(vitamin B1) diperlukan dalam makanan semua
hewan, kecuali hewan memamah biak. Tiamin dijumpai pada semua tumbuhan,
tetapi dalam konsentrasi tinggi terdapat dalam padi-padian sebagai molekul bebas,
lapisan luar dari biji padi-padian kaya akan tiamin. Kekurangan tiamin pada diet manusia menyebabkan penyakit
beri-beri, suatu penyakit yang ditandai tidak terkendalinya syarat, paralisis
dan kehilangan berat badan. Tiamin pertama kali diisolasi dan dimurnikan tahun
1926, dan struktur kimianya ditentukan pada awal tahun 1930-an oleh Robert R.
Williams di Amerika Serikat.
Struktur kimia teamin, mengandung, sistem dua cincin
yaitu perimidin dan tiazol. Pada jaringan hewan tiamin terutama terdapat
sebagai tiamin pirofosfat atau kimia difosfat (TPP), yang merupakan
bentuk koenzimnya.
|
|||||||||||
Tiamin (vitamin
B1)
Tiami pirofosfat
(TPP)
Tiamin penafosfat berfungsi sebagai
koenzim pada beberapa reaksi penting dalam metabolis karbohidrat, yang
melibatkan pengangkatan atau transfer, gugus aldehida dari molekul donor menjadi molekul penerima. Pada reaksi
tersebut TPP berfungsi sebagai senyawa perantara yang membawa gugus aldehida
yang terikat secara kovalen pada cincin tiazol. Contohnya adalah reaksi yang
dekatalisis oleh enzim perivat dekarboksilase
yang merupakan langkah penting dalam permentasi glukosa oleh klamer untuk menghasilkan alkohol pada reaksi
dekarboksilasi piruvat, gugus korboksil dari piruvat dikeluarkan sebagai CO2
dan sisa molekul piruvat yang
kadang-kadang disebut sebagai asetaldehida aktif, secara bersamaan dipindahkan
ke posisi C-2 dari cincin taizol (tempat reaktif TPP) yang terikat kuat dengan
TPP untuk menghasilkan turunan hidroksietil. Senyawa antara ini hanya sementara
terdapat, karena gugus hidroksielil dilepaskan dengan cepat dari koenzim untuk
menghasilkan asetaldehida bebas.
TPP juga mempunyai peran sebagai
koenzim dari enzim dehidrogenase piruvat dan dehidrogenase a-ketoglutarat yang lebih kompleks. Reaksi ini
terjadi pada lintas utama oksidasi karbohidrat di dalam sel.
b. Riboflavin
(Vitamin B2)
Riboflavin pertama kali diisolasi dari susu, disintesis oleh
semua tumbuhan dan banyak mikroorganisme, jadi ditemukan dalam semua bahan biologik.
Hewan tingkat tinggi harus memperoleh vitamin dari makanan.
Riboflavin atau vitamin B2
terdiri dari D-ributol yang terikat pada cincin isoaloksazin vitamin ini telah
terbukti berperan sebagai faktor pertumbuhan pada tikus. Kini dapat diperoleh secara
komersial dari mikroba tertentu.
|
||||||||
Riboflavin (Vitamin B2)
Riboflavin adalah komponen dari dua koenzim
yang berhubungan erat yaitu blavin monomukleotida (FMN) dan flavin
adenin dinukleotida (FAD).
FMN dan FAD adalah koenzim dari kelas enzim
dehedrogenase yang dikenal sebagai plano protein atau dehidrogenase plavin yang
mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi. Pada
reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh enzim.enzim ini, cincin iso
aloksazin plavin mulektida berfungsi sebagai pembawa sementara sepasang atom hedrogen yang dipindahkan dari molekul
substrat.
c.
Asam Nikotinat dan Nikotinamida
Nikotinamida adalah merupakan bentuk
amida dari asam nikotinat. Untuk menghindarkan salah pengertian dengan
alkaloid mikotin dari tembakau maka
diberikan mama alternatif bagi asam nikotinat
yaitu niasin untuk penggunaannya
secara umum. Kekurangan niasin
menyebabkan penyakit lidah hitam (black tangue) pada ujung dan pellogra
(bahasa Itali, yang berarti kulit kasar) pada manusia, asam nikotinal banyak terdapat pada tumbuhan dan
jaringan hewan, terutama daging. Nikotinamida dapaty disintesis dari triptofan.
Nikotinamida adalah komponen yang merupakan bagian aktif
dari dua koenzim, yaitu nikotinamida adenin dinakleotida (NAD+) dan
nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADP+) yang dulunya dikenal
masing-masing sebagai koenzim I dan koenzim II.
|
|
d. Asam
Pantotenat
Kata
pan pada asam pantotenat berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti dimana
saja vitamin ini ditemukan pada semua
jaringan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan, dan juga pada mikrooganisme asam
pantotenat tersebar demikian luasnya dalam berbagai bahan makanan sehingga tidak ada penyakit
yang diketahui disebabkan oleh kekurangan vitamin ini. Asam pantotenaf yang
juga dikenal sebagai vitamin B5, untuk pertama kalinya diisolasi
tahun 1938 dari Khamir dan
ekstrak hati oleh Roger J. Williams/ bentuk koenzim dari asam pemtotenat adalah
Koenzim A (disingkat KOA atau KOA-SH). Disebut
demikian karena pertama kali dijelaskan sebagai suatu kofaktor untuk reaksi asetilasi
enzimatik tertentu. Koenzim A mengandung gugus toil atau silf hidril (-SH) yang
reaktif yang terletak pada bagian merkaptoetilamin-b dari koenzim, tempat gugus asil berikatan
secara koralen membentuk tisester selama pemindahan gugus asil.
Secara biologi KoA
penting sebagai pembawa atau donor
dari gugus asil seperti pada reaksi asam piruvat menjadi asam sitrat
yang merupakan reaksi awal pada siklus
asam sitrt, yaitu lintas utama
bagi degradasi oksida tub karbohidrat dan pada reaksi oksidasi b asam lemak di dalam sel aerobik.
e. Piridoksin (Vitamin B6)
Pendokpin
atau vitamin B6 terdiri dari tiga senyawa
yang berhubungan erat, yaitu peridoksin, piridoksal dan piridoksamin. Ketiganya tersebar luas di alam baik pada hewan maupun tumbuhan. Padi-padian
termasuk sumber yang sangat kaya vitamin B6.
Bentuk aktif vitamin B6 :
|
|||||||||||
|
|
||||||||||
|
|||||||||||
Bentuk
aktif dari vitamin B6 adalah peridoksal fosfat, yang selalu terdapat dalam
bentuk aminopiridoksumin fosfat, yang berfungsi sebagai gugus prostetik
sejumlah enzim yang mengkatalisis reaksi mentabalisme asam amino, transaminasi,
dekarboksilasi dan rasemisasi. Walaupun reaksi-reaksi ini dikatalisis oleh enzim yang berlainan, tetapi koenzimnya
sama yaitu piridoksal fosfat.
Telah
diketahui ada kira-kira 20 macam reaksi asam amino, dimana periodoksal fosfat
terlibat, salah satu diantaranya adalah interkonversi serin dan lesin.
Koefnzim piridoksal ini menarik
perhatian sebab berikatan dengan lisin pada enzim fosfarilase dalam hewan dan
tumbuhan.
f. Biotin
Biotin
untuk pertama kalinya diisolasi pada tahun 1935
oleh Dritz Kogl dan Benno Jonnis, dari konsentrat hepar
sebagai faktor pertumbuhan dari ragi. Pada hewan kebutuhan biotin di
cukupi oleh bakteri usus yang
mensintesis vitamin ini kebanyakan usus hewan membuat cukup biotin untuk
memenuhi kebutuhannya.
|
Biotin
dapat ditemukan dalam padi-padian ragi, telur dan limpa. Biotin disebut juga
sebagai anti egg white injury faktor,
yaitu faktor yang dapat memperbaiki keadaan definisi yang dibuat pada hewan
percobaan dengan memberikan putih telur yang banyak. Misalnya, tikus diberi
makanan yang mengandung putih telur mentah yang banyak, menyebabkan kerontokan
rambut, radang kulit, dan hilangnya koordinasi otot ini diakibatkan oleh adanya glikoprotein
dalam putih telur yang disebut avidin, yang mengikat biotin dengan sangat kuat
sehingga tidak dapat diserap oleh dinding tesus, sehingga vitamin ini tidak berperan sebagai
koenzim.
Avidin + Biotin Avidin biotin
Dengan memasak putih telur, avidin akan menjalani denatrasi sehingga tidak mampu lagi
menyikat biotik. Dengan demikian telur masak tidak pengganggu penyerapan biotin.
g.
Asam Folat
Asam folat pertama kali diisolasi dari daun bayam dan
namanya berasal dari bahasa latin, Bolium = daun, struktur kimia dari asam folat mengandung suatu
derivat pteridin, asam p-amino benzoat dan asam glutamat
Vitamin ini dapat menolong keadaan
anemia pada unggas dan berperan sebagai faktor pertumbuhan untuk berbagai
mikroba. Nama lain dari asam folat adalah asam pteroilglutamat, asam folat
sendiri tidak mempunyai aktivitas koenzim, tetapi molekul ini tereduksi secara
enzimatik di dalam jaringan menjadi asam tetrahidropolat (FH4),
merupakan bentuk koenzim aktifnya
|
|
|
|
Asam tetrahidrofolat (FH4) atau TGF
berfungsi sebagai pembawa sementara gugus 1-karbon di dalam sejumlah reaksi
enzimatik yang kompleks. Di sini, gusgus metil (-CH3), metelen (-CH2),
metinil (-CH = ), formil (-CHO), atau
formino (-CH = NH) dipindahkan dari satu molekul ke molekul lainnya.
h. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin
B12 merupakan vitamin yang memiliki struktur kimia paling komplek dibandingkan dengan vitamin
lainnya. Vitamin B12 tidak dibuat oleh
tumbuhan atau hewan, tetapi dapat dijumpai pada hewan dan mikroorganisme.
Vitamin B12 ini hanya dapat disintesis
oleh mikroorganisme 50% vitamin B12 pada orang dewasa dihasilkan oleh bakteri usus. Menurut H.A Baker, vitamin B12 merupakan bagian dari
koenzim B12, dengan struktur sebagai berikut :
Vitamin
B12 bersifat unik diantara semua vitamin
lainnya, yaitu molekulnya tidak hanya mengandung suatu molekul
organik yang kompleks, tetapi juga mengandung unsur mikro yang esensial
yaitu kobalt (Co). Vitamin B12 disebut juga sianokobalamin sebab molekulnya
mengandung gugus amino yang berikatan dengan kobalt, kompleks terkoordinasi
serupa dengan sistem cincin porfinin pada heme
dan protein heme pada bentuk
koenzim vitamin B12 yang disebut 5
desksiadenosilkobalamin, gugus siono digantikan oleh gugus S;deoksiadenosil.
Bentuk lain dari koenzim B12 adalah metilkobalamin.
Vitamin
B12 disebut juga antipernisim anemia, karena pertama kali diketemukan sebagai
senyawa yang dapat mengobati penyakit anemia permisiosa, yaitu pembentukan
sel-sel darah merah tidak dewasa dan rapuh, vitamin B12 dikenal sebagai faktor
pertumbuhan beberapa bakteri dan protozora.
Koenzim
vitamin B12 desintesis dari vitamin B12 dengan enzim khusus, sintetase B12.
koenxim ini tidak stabil, jika kena cahaya matahari akan berubah menjadi hanokobalamin atau hidroksi kobalamin, terdapat dua jenis reaksi enzimatik yang
memerlukan koenzim vitamin B12 jenis pertama mengakatalisis penggeseran 1,2
suatu atom hidrogen dari satu atom karbon substrat ke atom berikutnya dengan
pengeseran 2,1 (terbalik) yang serentak dari beberapa gugus lainnya, alkil,
karboksil, hidroksil atau gugus amino.
i.
Asam
Lipoat
Asam
lipoat yang juga disebut asam tioktat dekristalisasi tahun 1951 oleh Lester J.
Reed dan Irurin C. Gunsalus dan hewan-hewan. Ketika pertama kali diisolasi asam lipoat diduga merupakan vitamin B, namun bukti mutakhir
menunjukkan bahwa hewan mensintesis sejumlah kecil asam lipoat yang diperlukan,
dan dengan demikian tidak mempunyai kebutuhan diet terhadap homolekul ini. Sering diklasifikasi. Sebagai
vitamin B karena fungsi koenzimatiknya, dan asam lipoat disebut sebagai suatu
vitamin, psenzo.
Ada
dua bentuk asam lipoat, yang pertama adalah asam lipoat dalam bentuk teroksidasi, yang
merupakan suatu disulfida siklik dan yang kedua adalah asam dihirdokpoat, bentuk tereduksi dengan dua
gugusan sulfhidril pada C-6 dan – 8.
j. Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin C atau asam akorbat
disintesis dari glukosa pada semua tumbuhan tingkat tinggi dan kebanyakan hewa,
tetapi tidak pada manusia, kera, manurut, burung bulbul, kelelawar buah India
dan ikan tertentu. Vitamin C adalah asam L-askorbat, suatu lakton derivat gula
dari glukosa. Vitamin C sebagai pereduksi yang kuat mudah kehilangan dua
atom hidrogen, menjadi asam
L-dehidroaskorbat, yang masig memiliki aktivitas vitamin C. tetapi bila cincin
lakton dihidrolisis untuk menghasulkan asam L-diketogulonat, maka aktivitas
vitamin C hilang.
Fungsi biokimiawi yang spesifik dari vitamin C belum
diketahui, vitamin C berfungsi sebagai kofaktor dalam reaksi hidroksilasi
enzimatik residu prolin pada kolagen jaringan pengikat vertebrata untuk
membentuk resedu – 4- hidroksi prolin, yang hanya ditemukan pada kilagen, dan tidak pada protein hewan
lainnya.
3. Vitamin-Vitamin B kompleks Lain
Vitamin-vitamin anggota B-kompleks yang telah
dibicarakan jelas diperlukan oleh manusia, berbagai jeis binatang dan mikroba.
Beberapa dapat diketahui kwantum kebutuhan manusia dengan tegas, sedang
beberapa lagi hanya dapat diperkirakan dari percobaan mempergunkan binatang.
Ada tiga anggota vitamin B-kompleks yang tidak
diketahui sama sekali kebutuhannya bagi tubuh manusia; mungkin karena selalu
dapat dipenuhi kebutuhannya oleh rata-rata hidangan masyarakat.
Ketiga jenis vitamin anggota B-kompleks ini ialah;
choline, inositol, dan para amino benzoic acid (PABA).
a.
Choline
Choline merupakan komponen dari beberapa
ikatan penting di dalam tubuh kita, di antaranya lechitine, sphyngomyeline dan
acetyl choline. Yang tersebut terakhir ini suatu ikatan neurotransmitter, yaitu
yang meneruskan rangsang saraf, sejenis hormon jaringan.
b.
Inositol
Melihat struktur molekul inositol, secara
teoritis terdapat 9 kemungkinan isomeri. Tetapi hanya satu bentuk isomer yang
mempunyai bioaktivitas vitamin, ialah meso-inositol. Inositol mempunyai enam
gugusan hydlioxyl dalam struktur molekulnya; kalau semua gugusan hydroksi
bereaksi dengan gugusan phosphat melalui ikatan ester, akan terjadi ikatan
organik yang disebut asam phytat.
Meso inositol tersebar luas di dalam
berbagai bahan makanan dan khususdi dalam serealia terdapat asam phytat. Di
dalam tubuh manusia meso inositol terdapat dalam kadar tinggi di dalam jaringan
jantung, otak, dan otak skelet.
c.
Para
Amino Benzoic Acid (PABA)
PABA masih memenuhi definisi vitamin bagi
mikroorganisme dan beberapa jenis binatang, tetapi tidak demikian bagi manusia.
Pada manusia dan binatang, tetapi tidak demikian bagi manusia. Pada manusia dan
binatang tingkat tinggi, PABA merupakan komponen dari struktur asam folat dan
vitamin yang masih kontroversial, ialah amygdaline (vitamin B17)
Belum pernah dilaporkan adanya gejala-gejala dan
kasus defisiensi PABA pada manusia. Obat-obat sulfon (sulfa) merupakan
antagonis dari PABA dan menghambat pertumbuhan mikroflora usus.
4. Vitamin-Vitamin yang Masih Kontroversial
Dua jenis vitamin yang ditemukan paling akhir
masih merupakan vitamin yang kontroversial; belum semua ahli menerima kedua zat
organik itu sebagai anggota penuh dari kelompok vitamin. Kedua vitamin yang
masih dipersoalkan ini adalah vitamin B15 atau asam pangamat (pangamic acid)
dan vitamin B17 atau amygdaline.
a.
Asam
Pangamat
Asam pangamat atau vitamin B15 masih
sangat kontroversial, karena molekulnya mudah sekali terurai menjadi
komponen-komponen yang menyusunnya. Asam pangamtan mengandung gugusan methyl
yang sangat reaktip; sehingga mempunyai fungsi yang serupa dengan choline dan
methionin. Fungsi vitamin B15 dalam metabolisme tubuh juga belum jelas benar,
dan kebutuhannya juga belum diketahui. Sampai sekarang belum juga dilaporkan
adanya kasus dan gejala-gejala tegas karena defisiensi vitamin ini.
b.
Amygdaline,
vitamin B17
Terutama vitamin B17 tidak memenuhi
definisi vitamin secara keseluruhan. Fungsinya di dalam tubuh belum diketahui
dengan jelas dan baru diajukan perkiraan fungsinya dalam daya tahan tubuh
terhadap jenis kanker tertentu. Teori yang telah diajukan masih memerlukan
pembuktian yang lebih memperkuat dan meyakinkan teori tersebut.
Amygdaline tidak dapat diberikan secara
oral, karena akan dicerna dan menghasilkan komponen HCN, suatu zat yang sangat
beracun. Pada pemberian parenteral, penguraian menjadi HCN berlangsung
perlahan-lahan dan tubuh mempunyai mekanisma untuk mendetoksifikasikan HCN
(Asam biru) ini.
Amigdalin terdapat dalam buah pala dan
beberapa biji buah-buahan lain. Vitamin ini terdiri atas beberapa komponen,
ialah benzaldehyda HCN dan suatu disakarida.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Golongan
senyawa organic sebagai pelengkap makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah-jumlah kecil, dan harus datang dari luar tubuh, karena tidak dapat
disintesa di dalam tubuh sendiri.
2. Fungsi
vitamin yaitu penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan
fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal.
3. Berdasarkan
kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu: Vitamin yang
larut dalam air, meliputi Tiaminin (B1), Reboflovin (B2), Nikotinamida , Asam
fantolenat , Peridoksen (B6) , Biotin , Asam falat , Vitamin B12, asam lipoat,
dan vitamin C. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K.
selain itu terdapat pula, vitamin-vitamin B-kompoleks lain yaitu choline,
inositol, dan para amino benzoic acid (PABA) dan vitamin-vitamin yang masih
kontroversial yaitu asam pangamat (vitamin B15) dan amigdaline (vitamin B17).
B. Implikasi
Implikasi penulis pada penulis pada
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya
pembaca memenuhi makanan seimbangnya.
2. Hendaknya
pembaca tidak menyepelekan vitamin. Walaupun vitamin dikatakan mikro nutrient,
tetapi itu akan berdampak pada unsur makro nutrien.
DAFTAR PUSTAKA
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat.
Sirajuddin,
Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum
Biokimia. Makassar:
UNHAS Press.
Langganan:
Postingan (Atom)