Mata Kuliah : Biokimia
Dosen Pengampuh : Hj. Nurdiana., M. Pd.
Tugas Individu
STRUKTUR DAN
FUNGSI SEL
Kelas Biologi 2
Charisma Rahayu
20500111021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya sehingga
makalah dengan judul “Struktur dan Fungsi Sel” dapat diwujudkan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang
dipergunakan untuk menulis kalimatnya. Selawat
dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah dalam
menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada
keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir
zaman dengan Islam
sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.
Terlalu
banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai andil kepada
penulis selama menyelesaikan makalah ini
Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis menghaturkan terima kasih semoga
menjadi ibadah dan amal jariyah. Amin.
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
sistematika penulisan yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kritikan dan
saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna penyempurnaan
kelak.
Gowa, 13 Desember 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB
I
PENDAHUlLUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A. Membrane
sel……………………………………………………..5
B.
Dinding sel ……………………………………………………….6
C.
Vakuola…………………………………………………………..9
D. Inti
sel …………………………………………………………..10
E.
Reticulum endoplasma ………………………………………….13
F.
Ribosom …………………………………………………………16
G. Kompleks
golgi …………………………………………………16
H. Lisosom
…………………………………………………………17
I.
Mitokondria …………………………………………………….19
J.
Sentriol …………………………………………………………..20
K. Mikrotubul
dan mikrofilmen……………………………………..20
L.
Plastida …………………………………………………………..22
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………23
B. Implikasi………………………………………………………………24
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................25
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sitoplasma
merupakan bagian terbesar dari sel yang di dalamnya mengandung bagian-bagian
sel seperti organel dan inti sel di samping bahan-bahan lain yang terlarut
dalam cairan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat bangunan-bangunan yang
pada mulanya belum diketahui fungsinya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
maka telah dapat diketahui beberapa bangunan dalam sitoplasma yang mempunyai
fungsi sendiri-sendiri yang berguna untuk kehidupan sel dan fungsi sel.
Bangunan-bangunan itu disebut dengan organel. Organel berupa bangunan dalam
sitoplasma yang dianggap sebagai organ/alat sel, serta merupakan substansi
hidup yang berfungsi penting dalam kehidupan sel. Oleh karena itu, penulis
ingin mengkaji lebih jauh mengenai struktur dan fungsi sel.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
maslah pada penulisan makalah ini adalah bagaimanakah struktur dan fungsi sel?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Membrane Sel
Membrane sel
terdapat pada hewan dan tumbuhan. Terdiri dari lemak dan protein atau disebut
dengan lipoprotein. Senyawa lemak terdiri dari tiga bagian lagi yaitu:
fosfolipid, sterol, dan glikolipid. Sementara protein hanya glikoprotein saja.
Berdasarkan penyusunnya ini maka membrane sel bersifat elastic dan selektif
permeable. Sifat lapisan lipid/lemak hydrophobic/menolak air dan impermeable,
kecuali terhadap zat tertentu yang larut dalam lemak. Sifat gabungan tersebut
menjadi semi permeable.
Sifat-sifat khas
membrane plasma ini di antaranya ialah:
1. Makromolekul
tidak dapat melewati membrane plasma sehingga sitoplasma yang sebagian besar
berupa protein tetap terkurung oleh membrane plasma.
2. Membrane
plasma sebagai pelindung sel mampu menjaga keseimbangan elektrolit
3. Membrane
plasma mempunyai kemampuan mengadakan transportasi aktif
4. Membrane
plasma mampu melaksanakan transportasi air
5. Zat-zat
yang larut dalam lipid dapat pula melewati membrane sel
Fungsi membrane
sel yaitu proteksi: mengatur masuk keluarnya bahan dari sel; membantu
mempertahankan bentuk sel; hubungan dengan sel lain.
B. Dinding Sel
Dinding sel
hanya dimiliki oleh sel tumbuhan saja. Penyusunnya terdiri dari polysakarida
antara lain selulosa, hemiselulosa, pectin, dll. Berdasarkan penyusunnya ini
maka dinding sel bersifat kaku dan impermeable.
Berdasarkan
perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan
dinding sel:
1. Lamella
tengah atau lapisan antarsel atau senyawa antarsel
Lamella tengah
terdapat di antara dua dinding primer dari 2 sel yang merupakan senyawa tanpa
bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzimm pektinse
dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pectin menyebabkan jaringan terurai
menjadi sel individual. Prosedur ini disebut maserasi.
2. Dinding
primer
Dinding primer
adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel
mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa
antarsel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian dinding
sel yang berkembang dalam sel selama sel mengadakan pertumbuhan.
3. Dinding
sekunder
Dinding sekunder
terbentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan
serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Di antar ketiga lapisan ini, biasanya lapisan tengah
paling tebal.
1. Sifat-Sifat
Dinding Sel :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel
terdiri atas misel yaitu bangun-bangun
molekul yag tersusun oleh selulose.
Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring
dan pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding
sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :
1).
Pektin
2). hemiselulosa
3). Pentosan
4). Protopektin
5). Lignin
6).
Kutin
7).
Selulose
8).
Suberin
9).
Sapropolenin
Adanya
zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia
tertentu
yang disebut reaksi mikrokimia.
Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
2. Beberapa
reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
a. Selulosa
S
+ ZnCl-J ungu
S
+ JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n.
tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali
encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah
menjadi glukosa dan fruktosa.
b. Hemiselulosa
Menyerupai
selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose +
galaktosa.
Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
HS
+ ZnCl-J biru pucat
c. Lignin
Zat
kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L
+ ZnCl-J kuning
L
+ anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L
+ fuchsin + asam pikrat merah
d. Suberin
Terdapat
pada dinding sel gabus
S
+ sudan III merah
S
+ ZnCl-J coklat
S
+ KOH kuning
e. Protopektin
P
+ ZnCl-J kuning coklat
P
+ asam encer larut dalam alkali
f. Pektin
Dapat
ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula.
Bila
buah dimasak tampak beberapa zat gelatin
g. Khitin
Dapat
ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
h. Kersik (SiO2)
Pada
dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
i. Kapur
Misal
pada dinding sel ganggang Chara sp
C. Vakuola
Organel ini
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu. Gelembung- gelembung ini ada beberapa macam
jenis dan berasal dari organel lain terutama apparatus golgi, RE, dan lisosom.
Gelembung-gelembung yang berasal dari RE pada umumnya berukuran kecil dan
biasanya mengandung protein atau enzim yang kemudian akan menuju ke aparatus golgi
dan berubah bentuk menjadi mikrovesikel.
Vakula berfungsi
sebagai alat transportasi dan sebagai alat pengaman sitoplasma dan memelihara
membrane plasma yaitu pada prose sekresi dan proses sekskresi.
D. Inti sel (nucleus)
Setiap sel
eukariot mengandung organel berbentuk seperti bola atau lonjong yang dikenal
sebagai nucleus (inti sel). Pada beberapa sel nucleus mempunyai posisi relative
tetap pada suatu tempat dekat ini. Pada sel yang lainnya nucleus mungkin saja bergerak
memutar secara bebas dan ditemukan hamper di semua bagian sel. Nucleus seperti
yang kita lihat mempunyai kepentingan utama mengatur proses-proses seluler.
Mengandung gen yang bertanggung jawab terhadap sifat kimia dan fisika sel dan
bahkan organism. Pada umumnya sel mempunyai satu nucleus, walaupun terdapat
beberapa kekecualian seperti sel darah merah mamalia kehilangan nucleus pada
proses pematangan. Otot rangkan mempunyai beberapa nucleus pada proses
pematangan. Otot rangka mempunyai beberapa nucleus per sel. Pengecualian lain
dari aturan yang umum nahwa satu nucleus per sel adalah pada lumut hati dan
pada tabung pollen tumbuhan berbiji.
1. Salut
inti
Nucleus
dipisahkan dari sitoplasma sekelilingnya oleh suatu salut inti, yang mengatur
aliran bahan masuk dan keluar dari nucleus. Mikroskop electron dapat
menunjukkan bahwa salut inti merupakan suatu kantong pipih yang tersusun dari
membrane inti yang dibatasi oleh suatu ruang yang sangat kecil. Kedua membrane
salut inti berfungsi pada suatu jarak tertentu untuk membentuk pori inti yaitu
saluran di mana bagian dalam nucleus berhubungan dengan sitoplasma. Pori-pori
ini tidak membiarkan tertutupnya difusi antara kompartemen inti dan sitoplasma.
Setiap pori nampak tertutup oleh membrane yang halus lebih tipis dari membrane
sel lainnya. Inti berfungsi mengatur lewatnya bahan melalui pori. Bagian
terluar dari dua membrane inti nampak bersambung dengan membrane RE dan
kompleks golgi yang diuraikan sebelumnya dan dengan cara struktur akhir dengan
membrane sel.
2. Kromosom
Di dalam
sustansi dasar semi cair yang disebut nukleoplasma terbenam badan seperti
benang yang jumlahnya tetap disebut kromosom. Kromosom tersusun oleh DNA yang
berbentuk koil dan protein dan mengandung bahan pembawa sifat yakni gen.
3. Nucleolus
Struktur lain
yang terdapat di dalam nucleus dan terlihat dengan mikroskop cahaya dalam sel
yang telah disiapkan dengan tepat adalah nucleolus yang merupakan suatu badan
yang kompak dan berbentuk seperti bola yang khas dan kaya akan RNA. Kemungkinan
terdapat lebih dari satu nucleolus di dalam satu nucleus, akan tetapi sel-sel
dari suatu spesies tumbuhan dan hewan biasanya mempunyai jumlah nucleoli yang
tepat.
Nucleoli menjadi
tidak teratur ketika sel akan membelah. Setelah sel selesai membelah dan
kembali nampak pada daerah kromosom yang disebut nukleolar organizers.
Pemggabungan RNA pada ribosom disebut RNA ribosom atau rRNA yang disintesis di
dalam nucleolus. Fungsi inti sel yaitu pusat pengaturan aktivitas sel oleh
materi genetic, mengatur sintesis protein, dan mengatur reproduksi sel.
E. Protoplasma
Protoplasma
artinya adalah cairan yang terdpat dalam sel. Protoplasma yang terdpat di dalam
inti disebut dengan nukleoplasma. Sedangkan protoplasma yang terdapat di luar
inti disebut dengan sitoplasma.
F.
Retikulum
Endoplasma dan Ribosom
Mikroskop
electron menampakkan bahwa suatu sel khusus mengandung suatu membrane yang
sangat simpangsiur dengan kenampakan untaian tubular yang serupa spageti.
Membrane kompleks ini adalah reticulum endoplasma atau RE. walaupun RE selalu
merupakan suatu sistem dari ruang terisi cairan diselubungi membrane, rupa dan
luasnya sangat bervariasi pada sel-sel yang berbeda. Helaian RE yang tersusun
sangat rapat dapat membentuk tubul-tubul, beberapa diantaranya mempunyai
diameter 50 sampa 500 nm. Pada bagian sel tertentu ruang RE dapat meluas,
membentuk kantong pipih yang disebut sisternae. Pada banyak sel ruang RE
berhubungan. Membrane sel, membrane inti dan membrane RE, seluruhnya tampak
berhubungan pada beberapa mikrograf electron; bebrapa peneliti menganggap bahwa
semua membrane ini mempunyai asal yang sama.
Membrane RE
membagi sitoplasma menjadi banyak kompartemen di mana terjadi reaksi enzimatik
dari kelompok yang berbeda. Kenyataannya, membrane RE mengandung berbagai macam
enzim yang bertindak sebagai kerangka bagi permukaan di mana beberaap reaksi
biokimia sel berlangsung. Kebanyakan enzim bekerja sangat efektif jika mereka
berlabuh pada membrane, dan pelipatan RE yang sangat banyak dan kompleks
menghasilkan suatu luas permukaan yang beragam bagi aktivitas enzimatis. RE
juga berfungsi sebagai satu sistem angkutan berbagai substansi kimia dari suatu
bagian sel ke bagian lainnya, dan mungkin pula ke luar sel dan ke dalam
nucleus. Sisternae RE dapat bertindak sebagai daerah penyimpanan sementara bagi
sustansi tertentu. Fungsi RE yang lain yang sama pentingnya adalah sintesis
jenis-jenis senyawa tertentu (termasuk lipida, protein, dan karbihidrat
kompleks).
Diketahui dua jenis RE yakni kasar
dan yang halus. RE halus disebut demikian karena permukaan luar membrannya
mempunyai rupa yang haslus, menghasilkan steroid pada sel-sel tertentu. Pada
sel-sel otot RE ini memegang peranan penting dalam penyimpanan kalsium dan
menyebabkan otot berkontraksi. Pada beberapa sel berfungsi dalam sekresi sel.
Fungsi REH dalam sel-sel hati adalah dalam metabolism lipida dan juga dalam
mendetoksifikasi racun-racun tertentu, seperti obat-obatan. Jika seekor hewan
percobaan disuntik dengan obat tidur phenobarbitol, jumlah REH meningkat secara
drastic dalam waktu beberapa hari dan enzim-enzim terlibat dalam penguraian
phenobarbitol, konsentrasinya meningkat di dalam membrane RE halus.
Reticulum endoplasma kasar mempunyai
rupa granular karena terdpat organel-organel kecil yang disebut ribosom yang
menutupi dinding terluarnya. Ribosom adalah tempat sintesis protein. RE kasar
sangat intensif pada sel-sel aktif mensintesis protein untuk diangkut keluar
sel. Seperti yang mensekret enzim-enzim pencernaan. RE kasar dan halus
berhubungan satu dengan lainnya, dan sel dapat merubah jumlah RE halus dan
kasar untuk memperoleh perubahan yang dibutuhkan.
Ribosom terdapat pada semua jenis
sel, dari bakteri sampai sel tumbuhan dan sel hewan yang kompleks. Ribosom
tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari dua subunit, berbentuk seperti
kursi yang bantalannya sangat tebal, yang berkombinasi untuk membentuk unit
aktif mensintesis protein. Ribosom dipasang di dalam nucleus dan ke luar ke
sitoplasma.
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat
dalam 2 bentuk, yaitu bebas dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada
dinding/membrane gelembung-gelembung terutama reticulum endoplasma. Ribosom
yang terdapat bebas dalam sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis
protein yang akan digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan sel. Ribosom yang menempel pada RE berfungsi
untuk mengadakan sintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel melalui
organel yang mempunyai fungsi sekresi.
Fungsi RE halus di antaranya ialah:
1. Sintesis
lipid, kolesterol, dan hormone steroid
2. Detoksifikasi
obat-obatan dalam sel hati
3. Pembentukan
glikogen dalam sel hati dan otot
4. Metabolise
mineral
G. Kompleks Golgi
Kompleks golgi
pertama-tama diuraikan oleh seorang ahli mikroskop berkebangsaan Italia yaitu Camillo
Golgi pada tahun 1898, terdapat pada hamper semua sel kecuali sel darah merah
dewasa. Dengan mikroskop electron kompleks Golgi tampak terdiri atas lapisan
membrane yang nampak pipih, yang dapat menggelembung pada bagian tertentu untuk
membentuk vesikula, atau kantong, berisi produk sel. Pada sel-sel hewan
kompleks golgi selalu terletak pada satu sisi nucleus.
Fungsi kompleks
golgi sangat prinsip yaitu sebagai alat prosesing dan pengepakan dan pada
sel-sel yang khusus mensekret produk sel kompleks golgi sangat berkembang.
Begitu protein dihasilkan sepanjang RE kasar, lalu dibungkus oleh membrane
membentuk vesikula-vesikula kecil. Vesikula ini lewat melalui RE ke kompleks
golgi yang kemudian berfusi membentuk membrane kompleks golgi yang baru.
Di dalam
kompleks golgi protein sekresi dapat dikumpulkan melalui aksi membrannya.
Selama penyimpanannya protein dapat dimodifikasi. Seringkali beberapa
karbohidrat ditambahkan untuk membentuk glikoprotein. Protein kemudian
dibungkus dalam suatu kantong besar yang terdiri dari membrane yang berasal
dari kompleks golgi. Vesikula sekretori (disebut granula sekretori jika skresi
di dalamnya padat) kemudian dilepaskan isinya keluar sel. Sel-sel yang melapisi
saluran pencernaan menghasilkan dan mensekret enzim-enzim dengan cara demikian,
dan sel-sel yang dikenal sebagai sel-sel goblet menghasilkan dan mensekret
mucus seperti cara ini. Pada sel-sel aktif yng mensekret seperti sel goblet,
diperkirakan bahwa kompleks golgi secara keseluruhan memperbaharui membrannya
setiap 30 menit.
Kompleks golgi
pada sel-sel tumbuhan menghasilkan berbagai polisakarida ekstraseluler yang
digunakan sebagai komponen dinding sel. Selulosa dihasilkan oleh membrane sel
kebanyakan tumbuhan. Kompleks golgi sel tumbuhan biasanya terdiri dari tumpukan
membrane yang tersebar di seluruh sel.
H. Lisosom
Enzim pencernaan
intraseluler dihasilkan sepanjang RE kasar dan kemudian diangkut ke kompleks
golgi, yang kemudian terlepas dari kompleks golgi. Setiap vesikula kecil yang
mengandung enzim pencernaan adalah suatu lisosom. Telah dikatahui paling
sedikitny 40 enzim terdapat di dalam lisosom. Enzim-enzim ini sangat aktif pada
pH sekitar 5.
Di dalam
gelembung lisosom ini terdapat bermcam-macam enzim hidrolitik seperti protease,
nuclease, glikosidase, lipase, fosfolipse, fosfatse, dan lain-lain. Enzim-enzim
ini dibuat oleh ribosom yang menempel pada RE dan ditampung dalam RE kasar.
Lisosom tersebar
ke seluruh sitoplasma. Pada saat sel darah putih mencerna bakteri atau sel-sel
lain (misalnya, makrofag) mencerna sisa atau sel-sel mati, bahan asing ini
diselubungi oleh vesikula terdiri dari bagian dari membrane sel. Satu atau
beberapa sel lisosom kemudian berfusi dengan vesikula yang mengandung bahan
asing. Enzim-enzim hidrolitik dapat mencerna protein, polisakarida dan asam
nukleat. Lisosom yang telah menemukan bahan yang akan dicerna dikenal sebagai
lisosom sekunder. Membrane lisosomnya sendiri mampu mempertahankan aksi
mencerna dari enzim-enzim ini dan mencegah dari pencernaan isi sel.
Di dalam sel
yang kekurangan bahan bakar, lisosom dapat memecahkan organel sehingga molekul
penyusunnya sebagai bahan bakar. Kanibal terhadap diri sendiri ini disebut
autofag (memakan diri sendiri). Jika sebuah sel mati, lisosom mengeluarkan
enzimnya ke dalam sitoplasma sehingga dapat menghancurkan sel itu sendiri.
Sistem penghancuran sendiri ini menyebabkan kemunduruan yang cepat sesudah
kematian banyak sel.
I.
Mitokondria
Sel-sel
mengandung pembangkit tenaga listrik yang kecil disebut mitokondria
(tunggalnya, mitokondrion), di mana sebagian besar reaksi respirasi sel
)pemecahan bahan bakar dengan melepaskan energy) berlangsung. Mitokondria
sangat banyak terdapat di dalam sel yang aktif. Sebagai tambhan perannya di
dalam respirasi sel, mitokondria dianggap mengatur konsentrasi kalsium di dalam
sel. Ukurannya bervariasi, panjangnya berkisar 2-8 mikrometer (dan diameternya berkisar
0,2 sampai 1,0 mikrometer). bentuknya seperti sosis.
Setiap
mitokondria diselubungi oleh suatu dobel membrane. Membrane luar dan membrane
dalam terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul
protein. Membrane luar membentuk suatu batas terluar yang halus. Membrane dalam
terlipat berulang kali membentuk seperti papan yang paralel disebut Krista,
yang meluas ke pusat ruang mitokondria. Papan ini dapat bertemu dan berfusi
dengan lipatan yang memanjang dari sisi yang berlawanan. Krista yang serupa
kerang mengandung banyak enzim yang penting bagi respirasi sel. Bahan-bahan
semi cair yang terdapat di dalam bagian dalam kompartemen disebut matriks,
mengandung enzim-enzim lain yang diperlukan bagi respirasi sel.
Mitokondria
merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energy sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim, misalnya:
1. Monoamine
oksidase- enzim-enzim rantai respirasi
2. Kyneurine
hidroksilase- enzim-enzim transferase
3. Koenzim
A ligase- malat dehidrogenase
4. Adenilat
kinase- isositrat dehisrogenase
5. Nukleosid
difosfokinase- fumarase dan aconitase
6. ATP
sintase- sitratt sintetase
7. Suksinat
dehidrogenase- enzim-enzim oksidasi lain
J.
Sentriol
Setiap sel hewan
mempunyai dua senriol yang kecil, yaitu organel yang berfungsi dalam pembelahan
sel. Sentriol adalah suatu tabung silinder yang tersusun oleh Sembilan
mikrotubul tripel. Sentriol terdapat di dalam daerah sitoplasma yang padat
yakni sentrosom, biasanya terdapat dekat nucleus. Sentriol berfungsi membentuk
serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub masing-masing pada fase
anaphase dalam pembelahan sel.
K. Mikrotubul dan Mikrofilamen
Mikrotubul
tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer dari dua subunit α dan β
tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat molekul 55.000. dinding
dari silinder ini mempunyai ketebalan sekitar 4,5 sampai 7 nm. Mikrotubul dapat
tumbuh melalui penambahan subunit α dan β atau dapat pula dipendekkan engan
cara merombak subunit. Mikrotubul di dalam sumbu (pemanjangan sel saraf)
berperan dalam pengangkutan protein dan molekul lain (seperti hormone pituitary
posterior) dengan cepat dari bawah sumbu ke bagian ujungnya.
Mikrotubul mempunyai
arti penting dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel. Mikrofilamen
sitoplasma yang padat terdapat di dalam kebanyakan sel sebagai tambahan
terhadap mikrotubul. Tersusun atas molekul protein seperti tali,
filament-filamen ini berperan tambahan dalam struktur dan gerakan sel.
Sitoplasma dari serat-serat otot rangka mengandung banyak filament yang panjang
dan tipis disebut myofibril. Filament yang sangat tipis tersusun oleh protein
aktin yang berinteraksi dengan filament yang lebih tebal yang tersusun oleh
protein myosin di dalam proses kontraksi otot. Ilamen aktin identik dengan
mikrofilamen yang ditemukan pada jenis-jenis sel lin. Mikrofilamen tersusun
oleh aktin dan terkait dengan gerakan sel seperti aliran sitoplasma pada
sel-sel tumbuhan tertentu. Pada banyak jenis sel mikrofilamen dan mikrotubul
membentuk rangka yang fleksibel disebut sitoskeleton.
Fungsi
mikrotubuli dalam sel di antaranya ialah:
1. Sebagai
rangka sel
2. Dalam
sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dn berfungsi sebagai alat
transportasi partikel dan makromolekul
3. Mempunyai
hubungan dengan fungsi gerakan sel baik gerakan silis maupun flagel
4. Mempunyai
fungsi penting dalam proses pembelahan sel
L. Plastida
Plastida
memiliki dua lapis membrane, dan hanya terdapat pada sel tumbuhan saja.
Plastida masih terbagi 3 bagian:
1. Kloroplas,
berisi klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi untuk melakukan proses
fotosintesis
2. Kromoplas,
berisi pigmen yang berwarna-warni
3. Leukoplas,
tidak berwarna dn berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Penyimpanan rotein
disebut dengan proteoplast, penyimpanan lemak disebut dengan elailoplast, dan
penyimpanan amilum disebut dengan amiloplast.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Membrane
sel terdiri dari lemak (fosfolipid, sterol, dan glikolipid) dan
protein/lipoprotein dan berfungsi menerima rangsang, meneruskannya ke dalam
sel, pintu gerbang zat, transport aktif.
2. Dinding
sel terdiri atas selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin, dan kitin. Berfungsi
untuk melindungi isi dalam sel.
3. Vakuola,
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu
4. Inti
sel terdiri atas salut inti, kromosom,dan nucleolus yang kaya akan RNA.
Berfungsi sebagai pusat pengaturan aktivitas sel, mengatur sintesis protein,
dan mengatur reproduksi sel.
5. Reticulum
endoplasma terdiri atas banyal enzim-enzim. Berfungsi untuk REH dalam sintesis
lemak dan REK berperan dalam sintesis dan transport berbagai zat kimia.
6. Ribosom
terdiri atas RNA dan protein. Berfungsi dalam sintesis protein.
7. Kompleks
golgi tersusun dari protein hasil dari sinteis protein oleh ribosom. Berfungsi
membentuk dinding sel pada tumbuhan, membentuk organel lisosom pada sel hewan,
mengentalkan hasil sintesis reticulum yang akan disekresikan, dan sekresi sel.
8. Lisosom
tersusun dari sekitar 40 enzim. Berfungsi untuk pertahan sel, pencernaan
intrasel karena memiliki enzim hidrolisis dan autofag, memakan atau
membersihkan organel yang rusak dan tiak berfungsi dalam sel, dan autolysis
yakni mengeluarkan semua enzim hidrolisisnya hingga sel mati.
9. Mitokondria terdiri atas membrane luar dan membrane dalam
terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul protein dan
membrane dalam membentuk liptan yang disebut Krista yang berisi enzim-enzim dan
jga sama halnya dengan matriks yang berisi enzim. Berfungsi dalam respirasi
sel.
10. Sentriol
berfungsi membentuk serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub
masing-masing pada fase anaphase dalam pembelahan sel.
11. Mikrotubul
dan mikrofilmen. Mikrotubul tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer
dari dua subunit α dan β tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat
molekul 55.000. Mikrofilamen tersusun oleh aktin Berfungsi dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel.
12. Plastida
yaitu organel yang di tersusun oleh pigmen-pigmen. Berfungsi untuk fotosintesis
(kloroplas), penyimpan cadangan makanan (amiloplas), dan memberikan warna
(kromoplas).
B. Saran
Saran penulis
kepada pembaca, hendaknya mengatur jadwal makan dan mengonsumsi makanan
seimbang agar sel-sel dalam tubuh tetap terjaga konsentrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Isriansyah,
Yaulie. 2011. Makalah Biologi Tentang
Struktur Fungsi Sel dan Jaringan.
Dikutip pada
tanggal 19 Desember 2012. Di situs http://www. makalah-biologi-tentang-struktur-fungsi.html
Juwono
dan Achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi
Sel. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Umar, Zulkarnain. 2012. Struktur Hewan. Makassar: Alauddin
Uiversity Press.
Sianipar,
Prowel. 2010. Mudah dan Cepat dalm
Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mulyani, Sri. 2006. Aatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Mata Kuliah : Biokimia
Dosen Pengampuh : Hj. Nurdiana., M. Pd.
Tugas Individu
STRUKTUR DAN
FUNGSI SEL
Kelas Biologi 2
Charisma Rahayu
20500111021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya sehingga
makalah dengan judul “Struktur dan Fungsi Sel” dapat diwujudkan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang
dipergunakan untuk menulis kalimatnya. Selawat
dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah dalam
menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada
keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir
zaman dengan Islam
sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.
Terlalu
banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai andil kepada
penulis selama menyelesaikan makalah ini
Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis menghaturkan terima kasih semoga
menjadi ibadah dan amal jariyah. Amin.
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
sistematika penulisan yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kritikan dan
saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna penyempurnaan
kelak.
Gowa, 13 Desember 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB
I
PENDAHUlLUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A. Membrane
sel……………………………………………………..5
B.
Dinding sel ……………………………………………………….6
C.
Vakuola…………………………………………………………..9
D. Inti
sel …………………………………………………………..10
E.
Reticulum endoplasma ………………………………………….13
F.
Ribosom …………………………………………………………16
G. Kompleks
golgi …………………………………………………16
H. Lisosom
…………………………………………………………17
I.
Mitokondria …………………………………………………….19
J.
Sentriol …………………………………………………………..20
K. Mikrotubul
dan mikrofilmen……………………………………..20
L.
Plastida …………………………………………………………..22
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………23
B. Implikasi………………………………………………………………24
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................25
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sitoplasma
merupakan bagian terbesar dari sel yang di dalamnya mengandung bagian-bagian
sel seperti organel dan inti sel di samping bahan-bahan lain yang terlarut
dalam cairan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat bangunan-bangunan yang
pada mulanya belum diketahui fungsinya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
maka telah dapat diketahui beberapa bangunan dalam sitoplasma yang mempunyai
fungsi sendiri-sendiri yang berguna untuk kehidupan sel dan fungsi sel.
Bangunan-bangunan itu disebut dengan organel. Organel berupa bangunan dalam
sitoplasma yang dianggap sebagai organ/alat sel, serta merupakan substansi
hidup yang berfungsi penting dalam kehidupan sel. Oleh karena itu, penulis
ingin mengkaji lebih jauh mengenai struktur dan fungsi sel.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
maslah pada penulisan makalah ini adalah bagaimanakah struktur dan fungsi sel?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Membrane Sel
Membrane sel
terdapat pada hewan dan tumbuhan. Terdiri dari lemak dan protein atau disebut
dengan lipoprotein. Senyawa lemak terdiri dari tiga bagian lagi yaitu:
fosfolipid, sterol, dan glikolipid. Sementara protein hanya glikoprotein saja.
Berdasarkan penyusunnya ini maka membrane sel bersifat elastic dan selektif
permeable. Sifat lapisan lipid/lemak hydrophobic/menolak air dan impermeable,
kecuali terhadap zat tertentu yang larut dalam lemak. Sifat gabungan tersebut
menjadi semi permeable.
Sifat-sifat khas
membrane plasma ini di antaranya ialah:
1. Makromolekul
tidak dapat melewati membrane plasma sehingga sitoplasma yang sebagian besar
berupa protein tetap terkurung oleh membrane plasma.
2. Membrane
plasma sebagai pelindung sel mampu menjaga keseimbangan elektrolit
3. Membrane
plasma mempunyai kemampuan mengadakan transportasi aktif
4. Membrane
plasma mampu melaksanakan transportasi air
5. Zat-zat
yang larut dalam lipid dapat pula melewati membrane sel
Fungsi membrane
sel yaitu proteksi: mengatur masuk keluarnya bahan dari sel; membantu
mempertahankan bentuk sel; hubungan dengan sel lain.
B. Dinding Sel
Dinding sel
hanya dimiliki oleh sel tumbuhan saja. Penyusunnya terdiri dari polysakarida
antara lain selulosa, hemiselulosa, pectin, dll. Berdasarkan penyusunnya ini
maka dinding sel bersifat kaku dan impermeable.
Berdasarkan
perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan
dinding sel:
1. Lamella
tengah atau lapisan antarsel atau senyawa antarsel
Lamella tengah
terdapat di antara dua dinding primer dari 2 sel yang merupakan senyawa tanpa
bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzimm pektinse
dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pectin menyebabkan jaringan terurai
menjadi sel individual. Prosedur ini disebut maserasi.
2. Dinding
primer
Dinding primer
adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel
mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa
antarsel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian dinding
sel yang berkembang dalam sel selama sel mengadakan pertumbuhan.
3. Dinding
sekunder
Dinding sekunder
terbentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan
serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Di antar ketiga lapisan ini, biasanya lapisan tengah
paling tebal.
1. Sifat-Sifat
Dinding Sel :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel
terdiri atas misel yaitu bangun-bangun
molekul yag tersusun oleh selulose.
Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring
dan pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding
sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :
1).
Pektin
2). hemiselulosa
3). Pentosan
4). Protopektin
5). Lignin
6).
Kutin
7).
Selulose
8).
Suberin
9).
Sapropolenin
Adanya
zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia
tertentu
yang disebut reaksi mikrokimia.
Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
2. Beberapa
reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
a. Selulosa
S
+ ZnCl-J ungu
S
+ JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n.
tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali
encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah
menjadi glukosa dan fruktosa.
b. Hemiselulosa
Menyerupai
selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose +
galaktosa.
Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
HS
+ ZnCl-J biru pucat
c. Lignin
Zat
kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L
+ ZnCl-J kuning
L
+ anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L
+ fuchsin + asam pikrat merah
d. Suberin
Terdapat
pada dinding sel gabus
S
+ sudan III merah
S
+ ZnCl-J coklat
S
+ KOH kuning
e. Protopektin
P
+ ZnCl-J kuning coklat
P
+ asam encer larut dalam alkali
f. Pektin
Dapat
ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula.
Bila
buah dimasak tampak beberapa zat gelatin
g. Khitin
Dapat
ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
h. Kersik (SiO2)
Pada
dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
i. Kapur
Misal
pada dinding sel ganggang Chara sp
C. Vakuola
Organel ini
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu. Gelembung- gelembung ini ada beberapa macam
jenis dan berasal dari organel lain terutama apparatus golgi, RE, dan lisosom.
Gelembung-gelembung yang berasal dari RE pada umumnya berukuran kecil dan
biasanya mengandung protein atau enzim yang kemudian akan menuju ke aparatus golgi
dan berubah bentuk menjadi mikrovesikel.
Vakula berfungsi
sebagai alat transportasi dan sebagai alat pengaman sitoplasma dan memelihara
membrane plasma yaitu pada prose sekresi dan proses sekskresi.
D. Inti sel (nucleus)
Setiap sel
eukariot mengandung organel berbentuk seperti bola atau lonjong yang dikenal
sebagai nucleus (inti sel). Pada beberapa sel nucleus mempunyai posisi relative
tetap pada suatu tempat dekat ini. Pada sel yang lainnya nucleus mungkin saja bergerak
memutar secara bebas dan ditemukan hamper di semua bagian sel. Nucleus seperti
yang kita lihat mempunyai kepentingan utama mengatur proses-proses seluler.
Mengandung gen yang bertanggung jawab terhadap sifat kimia dan fisika sel dan
bahkan organism. Pada umumnya sel mempunyai satu nucleus, walaupun terdapat
beberapa kekecualian seperti sel darah merah mamalia kehilangan nucleus pada
proses pematangan. Otot rangkan mempunyai beberapa nucleus pada proses
pematangan. Otot rangka mempunyai beberapa nucleus per sel. Pengecualian lain
dari aturan yang umum nahwa satu nucleus per sel adalah pada lumut hati dan
pada tabung pollen tumbuhan berbiji.
1. Salut
inti
Nucleus
dipisahkan dari sitoplasma sekelilingnya oleh suatu salut inti, yang mengatur
aliran bahan masuk dan keluar dari nucleus. Mikroskop electron dapat
menunjukkan bahwa salut inti merupakan suatu kantong pipih yang tersusun dari
membrane inti yang dibatasi oleh suatu ruang yang sangat kecil. Kedua membrane
salut inti berfungsi pada suatu jarak tertentu untuk membentuk pori inti yaitu
saluran di mana bagian dalam nucleus berhubungan dengan sitoplasma. Pori-pori
ini tidak membiarkan tertutupnya difusi antara kompartemen inti dan sitoplasma.
Setiap pori nampak tertutup oleh membrane yang halus lebih tipis dari membrane
sel lainnya. Inti berfungsi mengatur lewatnya bahan melalui pori. Bagian
terluar dari dua membrane inti nampak bersambung dengan membrane RE dan
kompleks golgi yang diuraikan sebelumnya dan dengan cara struktur akhir dengan
membrane sel.
2. Kromosom
Di dalam
sustansi dasar semi cair yang disebut nukleoplasma terbenam badan seperti
benang yang jumlahnya tetap disebut kromosom. Kromosom tersusun oleh DNA yang
berbentuk koil dan protein dan mengandung bahan pembawa sifat yakni gen.
3. Nucleolus
Struktur lain
yang terdapat di dalam nucleus dan terlihat dengan mikroskop cahaya dalam sel
yang telah disiapkan dengan tepat adalah nucleolus yang merupakan suatu badan
yang kompak dan berbentuk seperti bola yang khas dan kaya akan RNA. Kemungkinan
terdapat lebih dari satu nucleolus di dalam satu nucleus, akan tetapi sel-sel
dari suatu spesies tumbuhan dan hewan biasanya mempunyai jumlah nucleoli yang
tepat.
Nucleoli menjadi
tidak teratur ketika sel akan membelah. Setelah sel selesai membelah dan
kembali nampak pada daerah kromosom yang disebut nukleolar organizers.
Pemggabungan RNA pada ribosom disebut RNA ribosom atau rRNA yang disintesis di
dalam nucleolus. Fungsi inti sel yaitu pusat pengaturan aktivitas sel oleh
materi genetic, mengatur sintesis protein, dan mengatur reproduksi sel.
E. Protoplasma
Protoplasma
artinya adalah cairan yang terdpat dalam sel. Protoplasma yang terdpat di dalam
inti disebut dengan nukleoplasma. Sedangkan protoplasma yang terdapat di luar
inti disebut dengan sitoplasma.
F.
Retikulum
Endoplasma dan Ribosom
Mikroskop
electron menampakkan bahwa suatu sel khusus mengandung suatu membrane yang
sangat simpangsiur dengan kenampakan untaian tubular yang serupa spageti.
Membrane kompleks ini adalah reticulum endoplasma atau RE. walaupun RE selalu
merupakan suatu sistem dari ruang terisi cairan diselubungi membrane, rupa dan
luasnya sangat bervariasi pada sel-sel yang berbeda. Helaian RE yang tersusun
sangat rapat dapat membentuk tubul-tubul, beberapa diantaranya mempunyai
diameter 50 sampa 500 nm. Pada bagian sel tertentu ruang RE dapat meluas,
membentuk kantong pipih yang disebut sisternae. Pada banyak sel ruang RE
berhubungan. Membrane sel, membrane inti dan membrane RE, seluruhnya tampak
berhubungan pada beberapa mikrograf electron; bebrapa peneliti menganggap bahwa
semua membrane ini mempunyai asal yang sama.
Membrane RE
membagi sitoplasma menjadi banyak kompartemen di mana terjadi reaksi enzimatik
dari kelompok yang berbeda. Kenyataannya, membrane RE mengandung berbagai macam
enzim yang bertindak sebagai kerangka bagi permukaan di mana beberaap reaksi
biokimia sel berlangsung. Kebanyakan enzim bekerja sangat efektif jika mereka
berlabuh pada membrane, dan pelipatan RE yang sangat banyak dan kompleks
menghasilkan suatu luas permukaan yang beragam bagi aktivitas enzimatis. RE
juga berfungsi sebagai satu sistem angkutan berbagai substansi kimia dari suatu
bagian sel ke bagian lainnya, dan mungkin pula ke luar sel dan ke dalam
nucleus. Sisternae RE dapat bertindak sebagai daerah penyimpanan sementara bagi
sustansi tertentu. Fungsi RE yang lain yang sama pentingnya adalah sintesis
jenis-jenis senyawa tertentu (termasuk lipida, protein, dan karbihidrat
kompleks).
Diketahui dua jenis RE yakni kasar
dan yang halus. RE halus disebut demikian karena permukaan luar membrannya
mempunyai rupa yang haslus, menghasilkan steroid pada sel-sel tertentu. Pada
sel-sel otot RE ini memegang peranan penting dalam penyimpanan kalsium dan
menyebabkan otot berkontraksi. Pada beberapa sel berfungsi dalam sekresi sel.
Fungsi REH dalam sel-sel hati adalah dalam metabolism lipida dan juga dalam
mendetoksifikasi racun-racun tertentu, seperti obat-obatan. Jika seekor hewan
percobaan disuntik dengan obat tidur phenobarbitol, jumlah REH meningkat secara
drastic dalam waktu beberapa hari dan enzim-enzim terlibat dalam penguraian
phenobarbitol, konsentrasinya meningkat di dalam membrane RE halus.
Reticulum endoplasma kasar mempunyai
rupa granular karena terdpat organel-organel kecil yang disebut ribosom yang
menutupi dinding terluarnya. Ribosom adalah tempat sintesis protein. RE kasar
sangat intensif pada sel-sel aktif mensintesis protein untuk diangkut keluar
sel. Seperti yang mensekret enzim-enzim pencernaan. RE kasar dan halus
berhubungan satu dengan lainnya, dan sel dapat merubah jumlah RE halus dan
kasar untuk memperoleh perubahan yang dibutuhkan.
Ribosom terdapat pada semua jenis
sel, dari bakteri sampai sel tumbuhan dan sel hewan yang kompleks. Ribosom
tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari dua subunit, berbentuk seperti
kursi yang bantalannya sangat tebal, yang berkombinasi untuk membentuk unit
aktif mensintesis protein. Ribosom dipasang di dalam nucleus dan ke luar ke
sitoplasma.
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat
dalam 2 bentuk, yaitu bebas dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada
dinding/membrane gelembung-gelembung terutama reticulum endoplasma. Ribosom
yang terdapat bebas dalam sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis
protein yang akan digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan sel. Ribosom yang menempel pada RE berfungsi
untuk mengadakan sintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel melalui
organel yang mempunyai fungsi sekresi.
Fungsi RE halus di antaranya ialah:
1. Sintesis
lipid, kolesterol, dan hormone steroid
2. Detoksifikasi
obat-obatan dalam sel hati
3. Pembentukan
glikogen dalam sel hati dan otot
4. Metabolise
mineral
G. Kompleks Golgi
Kompleks golgi
pertama-tama diuraikan oleh seorang ahli mikroskop berkebangsaan Italia yaitu Camillo
Golgi pada tahun 1898, terdapat pada hamper semua sel kecuali sel darah merah
dewasa. Dengan mikroskop electron kompleks Golgi tampak terdiri atas lapisan
membrane yang nampak pipih, yang dapat menggelembung pada bagian tertentu untuk
membentuk vesikula, atau kantong, berisi produk sel. Pada sel-sel hewan
kompleks golgi selalu terletak pada satu sisi nucleus.
Fungsi kompleks
golgi sangat prinsip yaitu sebagai alat prosesing dan pengepakan dan pada
sel-sel yang khusus mensekret produk sel kompleks golgi sangat berkembang.
Begitu protein dihasilkan sepanjang RE kasar, lalu dibungkus oleh membrane
membentuk vesikula-vesikula kecil. Vesikula ini lewat melalui RE ke kompleks
golgi yang kemudian berfusi membentuk membrane kompleks golgi yang baru.
Di dalam
kompleks golgi protein sekresi dapat dikumpulkan melalui aksi membrannya.
Selama penyimpanannya protein dapat dimodifikasi. Seringkali beberapa
karbohidrat ditambahkan untuk membentuk glikoprotein. Protein kemudian
dibungkus dalam suatu kantong besar yang terdiri dari membrane yang berasal
dari kompleks golgi. Vesikula sekretori (disebut granula sekretori jika skresi
di dalamnya padat) kemudian dilepaskan isinya keluar sel. Sel-sel yang melapisi
saluran pencernaan menghasilkan dan mensekret enzim-enzim dengan cara demikian,
dan sel-sel yang dikenal sebagai sel-sel goblet menghasilkan dan mensekret
mucus seperti cara ini. Pada sel-sel aktif yng mensekret seperti sel goblet,
diperkirakan bahwa kompleks golgi secara keseluruhan memperbaharui membrannya
setiap 30 menit.
Kompleks golgi
pada sel-sel tumbuhan menghasilkan berbagai polisakarida ekstraseluler yang
digunakan sebagai komponen dinding sel. Selulosa dihasilkan oleh membrane sel
kebanyakan tumbuhan. Kompleks golgi sel tumbuhan biasanya terdiri dari tumpukan
membrane yang tersebar di seluruh sel.
H. Lisosom
Enzim pencernaan
intraseluler dihasilkan sepanjang RE kasar dan kemudian diangkut ke kompleks
golgi, yang kemudian terlepas dari kompleks golgi. Setiap vesikula kecil yang
mengandung enzim pencernaan adalah suatu lisosom. Telah dikatahui paling
sedikitny 40 enzim terdapat di dalam lisosom. Enzim-enzim ini sangat aktif pada
pH sekitar 5.
Di dalam
gelembung lisosom ini terdapat bermcam-macam enzim hidrolitik seperti protease,
nuclease, glikosidase, lipase, fosfolipse, fosfatse, dan lain-lain. Enzim-enzim
ini dibuat oleh ribosom yang menempel pada RE dan ditampung dalam RE kasar.
Lisosom tersebar
ke seluruh sitoplasma. Pada saat sel darah putih mencerna bakteri atau sel-sel
lain (misalnya, makrofag) mencerna sisa atau sel-sel mati, bahan asing ini
diselubungi oleh vesikula terdiri dari bagian dari membrane sel. Satu atau
beberapa sel lisosom kemudian berfusi dengan vesikula yang mengandung bahan
asing. Enzim-enzim hidrolitik dapat mencerna protein, polisakarida dan asam
nukleat. Lisosom yang telah menemukan bahan yang akan dicerna dikenal sebagai
lisosom sekunder. Membrane lisosomnya sendiri mampu mempertahankan aksi
mencerna dari enzim-enzim ini dan mencegah dari pencernaan isi sel.
Di dalam sel
yang kekurangan bahan bakar, lisosom dapat memecahkan organel sehingga molekul
penyusunnya sebagai bahan bakar. Kanibal terhadap diri sendiri ini disebut
autofag (memakan diri sendiri). Jika sebuah sel mati, lisosom mengeluarkan
enzimnya ke dalam sitoplasma sehingga dapat menghancurkan sel itu sendiri.
Sistem penghancuran sendiri ini menyebabkan kemunduruan yang cepat sesudah
kematian banyak sel.
I.
Mitokondria
Sel-sel
mengandung pembangkit tenaga listrik yang kecil disebut mitokondria
(tunggalnya, mitokondrion), di mana sebagian besar reaksi respirasi sel
)pemecahan bahan bakar dengan melepaskan energy) berlangsung. Mitokondria
sangat banyak terdapat di dalam sel yang aktif. Sebagai tambhan perannya di
dalam respirasi sel, mitokondria dianggap mengatur konsentrasi kalsium di dalam
sel. Ukurannya bervariasi, panjangnya berkisar 2-8 mikrometer (dan diameternya berkisar
0,2 sampai 1,0 mikrometer). bentuknya seperti sosis.
Setiap
mitokondria diselubungi oleh suatu dobel membrane. Membrane luar dan membrane
dalam terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul
protein. Membrane luar membentuk suatu batas terluar yang halus. Membrane dalam
terlipat berulang kali membentuk seperti papan yang paralel disebut Krista,
yang meluas ke pusat ruang mitokondria. Papan ini dapat bertemu dan berfusi
dengan lipatan yang memanjang dari sisi yang berlawanan. Krista yang serupa
kerang mengandung banyak enzim yang penting bagi respirasi sel. Bahan-bahan
semi cair yang terdapat di dalam bagian dalam kompartemen disebut matriks,
mengandung enzim-enzim lain yang diperlukan bagi respirasi sel.
Mitokondria
merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energy sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim, misalnya:
1. Monoamine
oksidase- enzim-enzim rantai respirasi
2. Kyneurine
hidroksilase- enzim-enzim transferase
3. Koenzim
A ligase- malat dehidrogenase
4. Adenilat
kinase- isositrat dehisrogenase
5. Nukleosid
difosfokinase- fumarase dan aconitase
6. ATP
sintase- sitratt sintetase
7. Suksinat
dehidrogenase- enzim-enzim oksidasi lain
J.
Sentriol
Setiap sel hewan
mempunyai dua senriol yang kecil, yaitu organel yang berfungsi dalam pembelahan
sel. Sentriol adalah suatu tabung silinder yang tersusun oleh Sembilan
mikrotubul tripel. Sentriol terdapat di dalam daerah sitoplasma yang padat
yakni sentrosom, biasanya terdapat dekat nucleus. Sentriol berfungsi membentuk
serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub masing-masing pada fase
anaphase dalam pembelahan sel.
K. Mikrotubul dan Mikrofilamen
Mikrotubul
tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer dari dua subunit α dan β
tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat molekul 55.000. dinding
dari silinder ini mempunyai ketebalan sekitar 4,5 sampai 7 nm. Mikrotubul dapat
tumbuh melalui penambahan subunit α dan β atau dapat pula dipendekkan engan
cara merombak subunit. Mikrotubul di dalam sumbu (pemanjangan sel saraf)
berperan dalam pengangkutan protein dan molekul lain (seperti hormone pituitary
posterior) dengan cepat dari bawah sumbu ke bagian ujungnya.
Mikrotubul mempunyai
arti penting dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel. Mikrofilamen
sitoplasma yang padat terdapat di dalam kebanyakan sel sebagai tambahan
terhadap mikrotubul. Tersusun atas molekul protein seperti tali,
filament-filamen ini berperan tambahan dalam struktur dan gerakan sel.
Sitoplasma dari serat-serat otot rangka mengandung banyak filament yang panjang
dan tipis disebut myofibril. Filament yang sangat tipis tersusun oleh protein
aktin yang berinteraksi dengan filament yang lebih tebal yang tersusun oleh
protein myosin di dalam proses kontraksi otot. Ilamen aktin identik dengan
mikrofilamen yang ditemukan pada jenis-jenis sel lin. Mikrofilamen tersusun
oleh aktin dan terkait dengan gerakan sel seperti aliran sitoplasma pada
sel-sel tumbuhan tertentu. Pada banyak jenis sel mikrofilamen dan mikrotubul
membentuk rangka yang fleksibel disebut sitoskeleton.
Fungsi
mikrotubuli dalam sel di antaranya ialah:
1. Sebagai
rangka sel
2. Dalam
sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dn berfungsi sebagai alat
transportasi partikel dan makromolekul
3. Mempunyai
hubungan dengan fungsi gerakan sel baik gerakan silis maupun flagel
4. Mempunyai
fungsi penting dalam proses pembelahan sel
L. Plastida
Plastida
memiliki dua lapis membrane, dan hanya terdapat pada sel tumbuhan saja.
Plastida masih terbagi 3 bagian:
1. Kloroplas,
berisi klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi untuk melakukan proses
fotosintesis
2. Kromoplas,
berisi pigmen yang berwarna-warni
3. Leukoplas,
tidak berwarna dn berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Penyimpanan rotein
disebut dengan proteoplast, penyimpanan lemak disebut dengan elailoplast, dan
penyimpanan amilum disebut dengan amiloplast.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Membrane
sel terdiri dari lemak (fosfolipid, sterol, dan glikolipid) dan
protein/lipoprotein dan berfungsi menerima rangsang, meneruskannya ke dalam
sel, pintu gerbang zat, transport aktif.
2. Dinding
sel terdiri atas selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin, dan kitin. Berfungsi
untuk melindungi isi dalam sel.
3. Vakuola,
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu
4. Inti
sel terdiri atas salut inti, kromosom,dan nucleolus yang kaya akan RNA.
Berfungsi sebagai pusat pengaturan aktivitas sel, mengatur sintesis protein,
dan mengatur reproduksi sel.
5. Reticulum
endoplasma terdiri atas banyal enzim-enzim. Berfungsi untuk REH dalam sintesis
lemak dan REK berperan dalam sintesis dan transport berbagai zat kimia.
6. Ribosom
terdiri atas RNA dan protein. Berfungsi dalam sintesis protein.
7. Kompleks
golgi tersusun dari protein hasil dari sinteis protein oleh ribosom. Berfungsi
membentuk dinding sel pada tumbuhan, membentuk organel lisosom pada sel hewan,
mengentalkan hasil sintesis reticulum yang akan disekresikan, dan sekresi sel.
8. Lisosom
tersusun dari sekitar 40 enzim. Berfungsi untuk pertahan sel, pencernaan
intrasel karena memiliki enzim hidrolisis dan autofag, memakan atau
membersihkan organel yang rusak dan tiak berfungsi dalam sel, dan autolysis
yakni mengeluarkan semua enzim hidrolisisnya hingga sel mati.
9. Mitokondria terdiri atas membrane luar dan membrane dalam
terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul protein dan
membrane dalam membentuk liptan yang disebut Krista yang berisi enzim-enzim dan
jga sama halnya dengan matriks yang berisi enzim. Berfungsi dalam respirasi
sel.
10. Sentriol
berfungsi membentuk serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub
masing-masing pada fase anaphase dalam pembelahan sel.
11. Mikrotubul
dan mikrofilmen. Mikrotubul tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer
dari dua subunit α dan β tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat
molekul 55.000. Mikrofilamen tersusun oleh aktin Berfungsi dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel.
12. Plastida
yaitu organel yang di tersusun oleh pigmen-pigmen. Berfungsi untuk fotosintesis
(kloroplas), penyimpan cadangan makanan (amiloplas), dan memberikan warna
(kromoplas).
B. Saran
Saran penulis
kepada pembaca, hendaknya mengatur jadwal makan dan mengonsumsi makanan
seimbang agar sel-sel dalam tubuh tetap terjaga konsentrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Isriansyah,
Yaulie. 2011. Makalah Biologi Tentang
Struktur Fungsi Sel dan Jaringan.
Dikutip pada
tanggal 19 Desember 2012. Di situs http://www. makalah-biologi-tentang-struktur-fungsi.html
Juwono
dan Achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi
Sel. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Umar, Zulkarnain. 2012. Struktur Hewan. Makassar: Alauddin
Uiversity Press.
Sianipar,
Prowel. 2010. Mudah dan Cepat dalm
Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mulyani, Sri. 2006. Aatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Mata Kuliah : Biokimia
Dosen Pengampuh : Hj. Nurdiana., M. Pd.
Tugas Individu
STRUKTUR DAN
FUNGSI SEL
Kelas Biologi 2
Charisma Rahayu
20500111021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah swt. atas segala limpahan rahmat, karunia dan kekuatan dari-Nya sehingga
makalah dengan judul “Struktur dan Fungsi Sel” dapat diwujudkan. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan pujian dan rasa syukur kepada-Nya sebanyak tinta yang
dipergunakan untuk menulis kalimatnya. Selawat
dan salam kepada Rasulullah saw. sebagai satu-satunya uswah dan qudwah dalam
menjalankan aktivitas keseharian d iatas permukaan bumi ini, juga kepada
keluarga beliau, para sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa istiqamah meniti jalan hidup ini hingga akhir
zaman dengan Islam
sebagai satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt.
Terlalu
banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai andil kepada
penulis selama menyelesaikan makalah ini
Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis menghaturkan terima kasih semoga
menjadi ibadah dan amal jariyah. Amin.
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa,
sistematika penulisan yang termuat di dalamnya. Oleh karena itu, kritikan dan
saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna penyempurnaan
kelak.
Gowa, 13 Desember 1433 H
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB
I
PENDAHUlLUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A. Membrane
sel……………………………………………………..5
B.
Dinding sel ……………………………………………………….6
C.
Vakuola…………………………………………………………..9
D. Inti
sel …………………………………………………………..10
E.
Reticulum endoplasma ………………………………………….13
F.
Ribosom …………………………………………………………16
G. Kompleks
golgi …………………………………………………16
H. Lisosom
…………………………………………………………17
I.
Mitokondria …………………………………………………….19
J.
Sentriol …………………………………………………………..20
K. Mikrotubul
dan mikrofilmen……………………………………..20
L.
Plastida …………………………………………………………..22
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan……………………………………………………………23
B. Implikasi………………………………………………………………24
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................25
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sitoplasma
merupakan bagian terbesar dari sel yang di dalamnya mengandung bagian-bagian
sel seperti organel dan inti sel di samping bahan-bahan lain yang terlarut
dalam cairan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat bangunan-bangunan yang
pada mulanya belum diketahui fungsinya. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan
maka telah dapat diketahui beberapa bangunan dalam sitoplasma yang mempunyai
fungsi sendiri-sendiri yang berguna untuk kehidupan sel dan fungsi sel.
Bangunan-bangunan itu disebut dengan organel. Organel berupa bangunan dalam
sitoplasma yang dianggap sebagai organ/alat sel, serta merupakan substansi
hidup yang berfungsi penting dalam kehidupan sel. Oleh karena itu, penulis
ingin mengkaji lebih jauh mengenai struktur dan fungsi sel.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
maslah pada penulisan makalah ini adalah bagaimanakah struktur dan fungsi sel?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Membrane Sel
Membrane sel
terdapat pada hewan dan tumbuhan. Terdiri dari lemak dan protein atau disebut
dengan lipoprotein. Senyawa lemak terdiri dari tiga bagian lagi yaitu:
fosfolipid, sterol, dan glikolipid. Sementara protein hanya glikoprotein saja.
Berdasarkan penyusunnya ini maka membrane sel bersifat elastic dan selektif
permeable. Sifat lapisan lipid/lemak hydrophobic/menolak air dan impermeable,
kecuali terhadap zat tertentu yang larut dalam lemak. Sifat gabungan tersebut
menjadi semi permeable.
Sifat-sifat khas
membrane plasma ini di antaranya ialah:
1. Makromolekul
tidak dapat melewati membrane plasma sehingga sitoplasma yang sebagian besar
berupa protein tetap terkurung oleh membrane plasma.
2. Membrane
plasma sebagai pelindung sel mampu menjaga keseimbangan elektrolit
3. Membrane
plasma mempunyai kemampuan mengadakan transportasi aktif
4. Membrane
plasma mampu melaksanakan transportasi air
5. Zat-zat
yang larut dalam lipid dapat pula melewati membrane sel
Fungsi membrane
sel yaitu proteksi: mengatur masuk keluarnya bahan dari sel; membantu
mempertahankan bentuk sel; hubungan dengan sel lain.
B. Dinding Sel
Dinding sel
hanya dimiliki oleh sel tumbuhan saja. Penyusunnya terdiri dari polysakarida
antara lain selulosa, hemiselulosa, pectin, dll. Berdasarkan penyusunnya ini
maka dinding sel bersifat kaku dan impermeable.
Berdasarkan
perkembangan dan struktur jaringan tumbuhan, dapat dibedakan tiga lapisan
dinding sel:
1. Lamella
tengah atau lapisan antarsel atau senyawa antarsel
Lamella tengah
terdapat di antara dua dinding primer dari 2 sel yang merupakan senyawa tanpa
bentuk (amorf). Lamella tengah terutama terdiri atas pectin. Enzimm pektinse
dengan reagen kimia yang dapat melarutkan pectin menyebabkan jaringan terurai
menjadi sel individual. Prosedur ini disebut maserasi.
2. Dinding
primer
Dinding primer
adalah dinding sel pertama yang berkembang pada sel baru. Kebanyakan sel
mempunyai dinding primer, sedangkan lamella tengah hanya merupakan senyawa
antarsel yang tidak bersifat dinding. Dinding primer merupakan bagian dinding
sel yang berkembang dalam sel selama sel mengadakan pertumbuhan.
3. Dinding
sekunder
Dinding sekunder
terbentuk di sebelah dalam dinding primer. Sebagian besar sel trakeida dan
serabut mempunyai tiga lapisan dinding sekunder, yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Di antar ketiga lapisan ini, biasanya lapisan tengah
paling tebal.
1. Sifat-Sifat
Dinding Sel :
a. Sifat Fisik :
Dinding sel
terdiri atas misel yaitu bangun-bangun
molekul yag tersusun oleh selulose.
Bangun-bangun tersebut merupakan fibril yang bersambungan yang tersusun miring
dan pada awal perkembangan sejajar satu sama lain, sedang pada perkembangan berikutnya serupa rangka seperti jala.
b. Sifat Kimia :
Dinding
sel tersusun oleh zat organik dan anorganik. Zat-zat organik yang dijumpai pada dinding sel adalah :
1).
Pektin
2). hemiselulosa
3). Pentosan
4). Protopektin
5). Lignin
6).
Kutin
7).
Selulose
8).
Suberin
9).
Sapropolenin
Adanya
zat-zat tersebut dapat diketahui dengan pembubuhan reagensia
tertentu
yang disebut reaksi mikrokimia.
Zat-zat anorganik yang terdapat pada dinding sel antara lain : kersik (SiO2) dan zat kapur.
2. Beberapa
reaksi mikrokimia terhadap dinding sel :
a. Selulosa
S
+ ZnCl-J ungu
S
+ JKJ + H2SO4 biru
Selulosa merupakan polisakarida dengan rumus (C6H10O5)n.
tidak larut dalam air, air mendidih, asam dan alkali
encer, serta KOH pekat. Dengan H2SO4 pekat dihidrolisa menjadi glukosa. Oleh enzim selulase diubah
menjadi glukosa dan fruktosa.
b. Hemiselulosa
Menyerupai
selulosa. Dengan asam encer dihidrolisa menjadi mannose +
galaktosa.
Dapat dijumpai misal pada lendir tumbuhan.
HS
+ ZnCl-J biru pucat
c. Lignin
Zat
kayu yang terdapat pada dinding sel yang telah mengkayu.
L
+ ZnCl-J kuning
L
+ anilin + H2SO4 kuning
L + floroglusin + asam pikrat merah
L
+ fuchsin + asam pikrat merah
d. Suberin
Terdapat
pada dinding sel gabus
S
+ sudan III merah
S
+ ZnCl-J coklat
S
+ KOH kuning
e. Protopektin
P
+ ZnCl-J kuning coklat
P
+ asam encer larut dalam alkali
f. Pektin
Dapat
ditemukan pada dinding sel dari buah yang mengandung banyak gula.
Bila
buah dimasak tampak beberapa zat gelatin
g. Khitin
Dapat
ditemukan pada dinding sel Fungi (jamur)
h. Kersik (SiO2)
Pada
dinding sel batang Gramineae, Cyperaceae, Equisetinae, Diatomae
i. Kapur
Misal
pada dinding sel ganggang Chara sp
C. Vakuola
Organel ini
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu. Gelembung- gelembung ini ada beberapa macam
jenis dan berasal dari organel lain terutama apparatus golgi, RE, dan lisosom.
Gelembung-gelembung yang berasal dari RE pada umumnya berukuran kecil dan
biasanya mengandung protein atau enzim yang kemudian akan menuju ke aparatus golgi
dan berubah bentuk menjadi mikrovesikel.
Vakula berfungsi
sebagai alat transportasi dan sebagai alat pengaman sitoplasma dan memelihara
membrane plasma yaitu pada prose sekresi dan proses sekskresi.
D. Inti sel (nucleus)
Setiap sel
eukariot mengandung organel berbentuk seperti bola atau lonjong yang dikenal
sebagai nucleus (inti sel). Pada beberapa sel nucleus mempunyai posisi relative
tetap pada suatu tempat dekat ini. Pada sel yang lainnya nucleus mungkin saja bergerak
memutar secara bebas dan ditemukan hamper di semua bagian sel. Nucleus seperti
yang kita lihat mempunyai kepentingan utama mengatur proses-proses seluler.
Mengandung gen yang bertanggung jawab terhadap sifat kimia dan fisika sel dan
bahkan organism. Pada umumnya sel mempunyai satu nucleus, walaupun terdapat
beberapa kekecualian seperti sel darah merah mamalia kehilangan nucleus pada
proses pematangan. Otot rangkan mempunyai beberapa nucleus pada proses
pematangan. Otot rangka mempunyai beberapa nucleus per sel. Pengecualian lain
dari aturan yang umum nahwa satu nucleus per sel adalah pada lumut hati dan
pada tabung pollen tumbuhan berbiji.
1. Salut
inti
Nucleus
dipisahkan dari sitoplasma sekelilingnya oleh suatu salut inti, yang mengatur
aliran bahan masuk dan keluar dari nucleus. Mikroskop electron dapat
menunjukkan bahwa salut inti merupakan suatu kantong pipih yang tersusun dari
membrane inti yang dibatasi oleh suatu ruang yang sangat kecil. Kedua membrane
salut inti berfungsi pada suatu jarak tertentu untuk membentuk pori inti yaitu
saluran di mana bagian dalam nucleus berhubungan dengan sitoplasma. Pori-pori
ini tidak membiarkan tertutupnya difusi antara kompartemen inti dan sitoplasma.
Setiap pori nampak tertutup oleh membrane yang halus lebih tipis dari membrane
sel lainnya. Inti berfungsi mengatur lewatnya bahan melalui pori. Bagian
terluar dari dua membrane inti nampak bersambung dengan membrane RE dan
kompleks golgi yang diuraikan sebelumnya dan dengan cara struktur akhir dengan
membrane sel.
2. Kromosom
Di dalam
sustansi dasar semi cair yang disebut nukleoplasma terbenam badan seperti
benang yang jumlahnya tetap disebut kromosom. Kromosom tersusun oleh DNA yang
berbentuk koil dan protein dan mengandung bahan pembawa sifat yakni gen.
3. Nucleolus
Struktur lain
yang terdapat di dalam nucleus dan terlihat dengan mikroskop cahaya dalam sel
yang telah disiapkan dengan tepat adalah nucleolus yang merupakan suatu badan
yang kompak dan berbentuk seperti bola yang khas dan kaya akan RNA. Kemungkinan
terdapat lebih dari satu nucleolus di dalam satu nucleus, akan tetapi sel-sel
dari suatu spesies tumbuhan dan hewan biasanya mempunyai jumlah nucleoli yang
tepat.
Nucleoli menjadi
tidak teratur ketika sel akan membelah. Setelah sel selesai membelah dan
kembali nampak pada daerah kromosom yang disebut nukleolar organizers.
Pemggabungan RNA pada ribosom disebut RNA ribosom atau rRNA yang disintesis di
dalam nucleolus. Fungsi inti sel yaitu pusat pengaturan aktivitas sel oleh
materi genetic, mengatur sintesis protein, dan mengatur reproduksi sel.
E. Protoplasma
Protoplasma
artinya adalah cairan yang terdpat dalam sel. Protoplasma yang terdpat di dalam
inti disebut dengan nukleoplasma. Sedangkan protoplasma yang terdapat di luar
inti disebut dengan sitoplasma.
F.
Retikulum
Endoplasma dan Ribosom
Mikroskop
electron menampakkan bahwa suatu sel khusus mengandung suatu membrane yang
sangat simpangsiur dengan kenampakan untaian tubular yang serupa spageti.
Membrane kompleks ini adalah reticulum endoplasma atau RE. walaupun RE selalu
merupakan suatu sistem dari ruang terisi cairan diselubungi membrane, rupa dan
luasnya sangat bervariasi pada sel-sel yang berbeda. Helaian RE yang tersusun
sangat rapat dapat membentuk tubul-tubul, beberapa diantaranya mempunyai
diameter 50 sampa 500 nm. Pada bagian sel tertentu ruang RE dapat meluas,
membentuk kantong pipih yang disebut sisternae. Pada banyak sel ruang RE
berhubungan. Membrane sel, membrane inti dan membrane RE, seluruhnya tampak
berhubungan pada beberapa mikrograf electron; bebrapa peneliti menganggap bahwa
semua membrane ini mempunyai asal yang sama.
Membrane RE
membagi sitoplasma menjadi banyak kompartemen di mana terjadi reaksi enzimatik
dari kelompok yang berbeda. Kenyataannya, membrane RE mengandung berbagai macam
enzim yang bertindak sebagai kerangka bagi permukaan di mana beberaap reaksi
biokimia sel berlangsung. Kebanyakan enzim bekerja sangat efektif jika mereka
berlabuh pada membrane, dan pelipatan RE yang sangat banyak dan kompleks
menghasilkan suatu luas permukaan yang beragam bagi aktivitas enzimatis. RE
juga berfungsi sebagai satu sistem angkutan berbagai substansi kimia dari suatu
bagian sel ke bagian lainnya, dan mungkin pula ke luar sel dan ke dalam
nucleus. Sisternae RE dapat bertindak sebagai daerah penyimpanan sementara bagi
sustansi tertentu. Fungsi RE yang lain yang sama pentingnya adalah sintesis
jenis-jenis senyawa tertentu (termasuk lipida, protein, dan karbihidrat
kompleks).
Diketahui dua jenis RE yakni kasar
dan yang halus. RE halus disebut demikian karena permukaan luar membrannya
mempunyai rupa yang haslus, menghasilkan steroid pada sel-sel tertentu. Pada
sel-sel otot RE ini memegang peranan penting dalam penyimpanan kalsium dan
menyebabkan otot berkontraksi. Pada beberapa sel berfungsi dalam sekresi sel.
Fungsi REH dalam sel-sel hati adalah dalam metabolism lipida dan juga dalam
mendetoksifikasi racun-racun tertentu, seperti obat-obatan. Jika seekor hewan
percobaan disuntik dengan obat tidur phenobarbitol, jumlah REH meningkat secara
drastic dalam waktu beberapa hari dan enzim-enzim terlibat dalam penguraian
phenobarbitol, konsentrasinya meningkat di dalam membrane RE halus.
Reticulum endoplasma kasar mempunyai
rupa granular karena terdpat organel-organel kecil yang disebut ribosom yang
menutupi dinding terluarnya. Ribosom adalah tempat sintesis protein. RE kasar
sangat intensif pada sel-sel aktif mensintesis protein untuk diangkut keluar
sel. Seperti yang mensekret enzim-enzim pencernaan. RE kasar dan halus
berhubungan satu dengan lainnya, dan sel dapat merubah jumlah RE halus dan
kasar untuk memperoleh perubahan yang dibutuhkan.
Ribosom terdapat pada semua jenis
sel, dari bakteri sampai sel tumbuhan dan sel hewan yang kompleks. Ribosom
tersusun dari RNA dan protein, terdiri dari dua subunit, berbentuk seperti
kursi yang bantalannya sangat tebal, yang berkombinasi untuk membentuk unit
aktif mensintesis protein. Ribosom dipasang di dalam nucleus dan ke luar ke
sitoplasma.
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat
dalam 2 bentuk, yaitu bebas dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada
dinding/membrane gelembung-gelembung terutama reticulum endoplasma. Ribosom
yang terdapat bebas dalam sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis
protein yang akan digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk
pertumbuhan sel dan pembelahan sel. Ribosom yang menempel pada RE berfungsi
untuk mengadakan sintesis protein yang akan dikeluarkan dari sel melalui
organel yang mempunyai fungsi sekresi.
Fungsi RE halus di antaranya ialah:
1. Sintesis
lipid, kolesterol, dan hormone steroid
2. Detoksifikasi
obat-obatan dalam sel hati
3. Pembentukan
glikogen dalam sel hati dan otot
4. Metabolise
mineral
G. Kompleks Golgi
Kompleks golgi
pertama-tama diuraikan oleh seorang ahli mikroskop berkebangsaan Italia yaitu Camillo
Golgi pada tahun 1898, terdapat pada hamper semua sel kecuali sel darah merah
dewasa. Dengan mikroskop electron kompleks Golgi tampak terdiri atas lapisan
membrane yang nampak pipih, yang dapat menggelembung pada bagian tertentu untuk
membentuk vesikula, atau kantong, berisi produk sel. Pada sel-sel hewan
kompleks golgi selalu terletak pada satu sisi nucleus.
Fungsi kompleks
golgi sangat prinsip yaitu sebagai alat prosesing dan pengepakan dan pada
sel-sel yang khusus mensekret produk sel kompleks golgi sangat berkembang.
Begitu protein dihasilkan sepanjang RE kasar, lalu dibungkus oleh membrane
membentuk vesikula-vesikula kecil. Vesikula ini lewat melalui RE ke kompleks
golgi yang kemudian berfusi membentuk membrane kompleks golgi yang baru.
Di dalam
kompleks golgi protein sekresi dapat dikumpulkan melalui aksi membrannya.
Selama penyimpanannya protein dapat dimodifikasi. Seringkali beberapa
karbohidrat ditambahkan untuk membentuk glikoprotein. Protein kemudian
dibungkus dalam suatu kantong besar yang terdiri dari membrane yang berasal
dari kompleks golgi. Vesikula sekretori (disebut granula sekretori jika skresi
di dalamnya padat) kemudian dilepaskan isinya keluar sel. Sel-sel yang melapisi
saluran pencernaan menghasilkan dan mensekret enzim-enzim dengan cara demikian,
dan sel-sel yang dikenal sebagai sel-sel goblet menghasilkan dan mensekret
mucus seperti cara ini. Pada sel-sel aktif yng mensekret seperti sel goblet,
diperkirakan bahwa kompleks golgi secara keseluruhan memperbaharui membrannya
setiap 30 menit.
Kompleks golgi
pada sel-sel tumbuhan menghasilkan berbagai polisakarida ekstraseluler yang
digunakan sebagai komponen dinding sel. Selulosa dihasilkan oleh membrane sel
kebanyakan tumbuhan. Kompleks golgi sel tumbuhan biasanya terdiri dari tumpukan
membrane yang tersebar di seluruh sel.
H. Lisosom
Enzim pencernaan
intraseluler dihasilkan sepanjang RE kasar dan kemudian diangkut ke kompleks
golgi, yang kemudian terlepas dari kompleks golgi. Setiap vesikula kecil yang
mengandung enzim pencernaan adalah suatu lisosom. Telah dikatahui paling
sedikitny 40 enzim terdapat di dalam lisosom. Enzim-enzim ini sangat aktif pada
pH sekitar 5.
Di dalam
gelembung lisosom ini terdapat bermcam-macam enzim hidrolitik seperti protease,
nuclease, glikosidase, lipase, fosfolipse, fosfatse, dan lain-lain. Enzim-enzim
ini dibuat oleh ribosom yang menempel pada RE dan ditampung dalam RE kasar.
Lisosom tersebar
ke seluruh sitoplasma. Pada saat sel darah putih mencerna bakteri atau sel-sel
lain (misalnya, makrofag) mencerna sisa atau sel-sel mati, bahan asing ini
diselubungi oleh vesikula terdiri dari bagian dari membrane sel. Satu atau
beberapa sel lisosom kemudian berfusi dengan vesikula yang mengandung bahan
asing. Enzim-enzim hidrolitik dapat mencerna protein, polisakarida dan asam
nukleat. Lisosom yang telah menemukan bahan yang akan dicerna dikenal sebagai
lisosom sekunder. Membrane lisosomnya sendiri mampu mempertahankan aksi
mencerna dari enzim-enzim ini dan mencegah dari pencernaan isi sel.
Di dalam sel
yang kekurangan bahan bakar, lisosom dapat memecahkan organel sehingga molekul
penyusunnya sebagai bahan bakar. Kanibal terhadap diri sendiri ini disebut
autofag (memakan diri sendiri). Jika sebuah sel mati, lisosom mengeluarkan
enzimnya ke dalam sitoplasma sehingga dapat menghancurkan sel itu sendiri.
Sistem penghancuran sendiri ini menyebabkan kemunduruan yang cepat sesudah
kematian banyak sel.
I.
Mitokondria
Sel-sel
mengandung pembangkit tenaga listrik yang kecil disebut mitokondria
(tunggalnya, mitokondrion), di mana sebagian besar reaksi respirasi sel
)pemecahan bahan bakar dengan melepaskan energy) berlangsung. Mitokondria
sangat banyak terdapat di dalam sel yang aktif. Sebagai tambhan perannya di
dalam respirasi sel, mitokondria dianggap mengatur konsentrasi kalsium di dalam
sel. Ukurannya bervariasi, panjangnya berkisar 2-8 mikrometer (dan diameternya berkisar
0,2 sampai 1,0 mikrometer). bentuknya seperti sosis.
Setiap
mitokondria diselubungi oleh suatu dobel membrane. Membrane luar dan membrane
dalam terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul
protein. Membrane luar membentuk suatu batas terluar yang halus. Membrane dalam
terlipat berulang kali membentuk seperti papan yang paralel disebut Krista,
yang meluas ke pusat ruang mitokondria. Papan ini dapat bertemu dan berfusi
dengan lipatan yang memanjang dari sisi yang berlawanan. Krista yang serupa
kerang mengandung banyak enzim yang penting bagi respirasi sel. Bahan-bahan
semi cair yang terdapat di dalam bagian dalam kompartemen disebut matriks,
mengandung enzim-enzim lain yang diperlukan bagi respirasi sel.
Mitokondria
merupakan organel yang sangat penting dalam proses pembentukan energy sehingga
mitokondria mempunyai banyak sekali jenis enzim, misalnya:
1. Monoamine
oksidase- enzim-enzim rantai respirasi
2. Kyneurine
hidroksilase- enzim-enzim transferase
3. Koenzim
A ligase- malat dehidrogenase
4. Adenilat
kinase- isositrat dehisrogenase
5. Nukleosid
difosfokinase- fumarase dan aconitase
6. ATP
sintase- sitratt sintetase
7. Suksinat
dehidrogenase- enzim-enzim oksidasi lain
J.
Sentriol
Setiap sel hewan
mempunyai dua senriol yang kecil, yaitu organel yang berfungsi dalam pembelahan
sel. Sentriol adalah suatu tabung silinder yang tersusun oleh Sembilan
mikrotubul tripel. Sentriol terdapat di dalam daerah sitoplasma yang padat
yakni sentrosom, biasanya terdapat dekat nucleus. Sentriol berfungsi membentuk
serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub masing-masing pada fase
anaphase dalam pembelahan sel.
K. Mikrotubul dan Mikrofilamen
Mikrotubul
tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer dari dua subunit α dan β
tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat molekul 55.000. dinding
dari silinder ini mempunyai ketebalan sekitar 4,5 sampai 7 nm. Mikrotubul dapat
tumbuh melalui penambahan subunit α dan β atau dapat pula dipendekkan engan
cara merombak subunit. Mikrotubul di dalam sumbu (pemanjangan sel saraf)
berperan dalam pengangkutan protein dan molekul lain (seperti hormone pituitary
posterior) dengan cepat dari bawah sumbu ke bagian ujungnya.
Mikrotubul mempunyai
arti penting dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel. Mikrofilamen
sitoplasma yang padat terdapat di dalam kebanyakan sel sebagai tambahan
terhadap mikrotubul. Tersusun atas molekul protein seperti tali,
filament-filamen ini berperan tambahan dalam struktur dan gerakan sel.
Sitoplasma dari serat-serat otot rangka mengandung banyak filament yang panjang
dan tipis disebut myofibril. Filament yang sangat tipis tersusun oleh protein
aktin yang berinteraksi dengan filament yang lebih tebal yang tersusun oleh
protein myosin di dalam proses kontraksi otot. Ilamen aktin identik dengan
mikrofilamen yang ditemukan pada jenis-jenis sel lin. Mikrofilamen tersusun
oleh aktin dan terkait dengan gerakan sel seperti aliran sitoplasma pada
sel-sel tumbuhan tertentu. Pada banyak jenis sel mikrofilamen dan mikrotubul
membentuk rangka yang fleksibel disebut sitoskeleton.
Fungsi
mikrotubuli dalam sel di antaranya ialah:
1. Sebagai
rangka sel
2. Dalam
sel saraf membentuk berkas dengan arah tertentu dn berfungsi sebagai alat
transportasi partikel dan makromolekul
3. Mempunyai
hubungan dengan fungsi gerakan sel baik gerakan silis maupun flagel
4. Mempunyai
fungsi penting dalam proses pembelahan sel
L. Plastida
Plastida
memiliki dua lapis membrane, dan hanya terdapat pada sel tumbuhan saja.
Plastida masih terbagi 3 bagian:
1. Kloroplas,
berisi klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi untuk melakukan proses
fotosintesis
2. Kromoplas,
berisi pigmen yang berwarna-warni
3. Leukoplas,
tidak berwarna dn berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Penyimpanan rotein
disebut dengan proteoplast, penyimpanan lemak disebut dengan elailoplast, dan
penyimpanan amilum disebut dengan amiloplast.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Membrane
sel terdiri dari lemak (fosfolipid, sterol, dan glikolipid) dan
protein/lipoprotein dan berfungsi menerima rangsang, meneruskannya ke dalam
sel, pintu gerbang zat, transport aktif.
2. Dinding
sel terdiri atas selulosa, hemiselulosa, pectin, lignin, dan kitin. Berfungsi
untuk melindungi isi dalam sel.
3. Vakuola,
berbentuk bulat atau oval dengan ukuran yang sangat bervariasi dan di dalamnya
mengandung bahan-bahan tertentu
4. Inti
sel terdiri atas salut inti, kromosom,dan nucleolus yang kaya akan RNA.
Berfungsi sebagai pusat pengaturan aktivitas sel, mengatur sintesis protein,
dan mengatur reproduksi sel.
5. Reticulum
endoplasma terdiri atas banyal enzim-enzim. Berfungsi untuk REH dalam sintesis
lemak dan REK berperan dalam sintesis dan transport berbagai zat kimia.
6. Ribosom
terdiri atas RNA dan protein. Berfungsi dalam sintesis protein.
7. Kompleks
golgi tersusun dari protein hasil dari sinteis protein oleh ribosom. Berfungsi
membentuk dinding sel pada tumbuhan, membentuk organel lisosom pada sel hewan,
mengentalkan hasil sintesis reticulum yang akan disekresikan, dan sekresi sel.
8. Lisosom
tersusun dari sekitar 40 enzim. Berfungsi untuk pertahan sel, pencernaan
intrasel karena memiliki enzim hidrolisis dan autofag, memakan atau
membersihkan organel yang rusak dan tiak berfungsi dalam sel, dan autolysis
yakni mengeluarkan semua enzim hidrolisisnya hingga sel mati.
9. Mitokondria terdiri atas membrane luar dan membrane dalam
terdiri dari bilayer lipid, di mana tertanam bermcam-macam molekul protein dan
membrane dalam membentuk liptan yang disebut Krista yang berisi enzim-enzim dan
jga sama halnya dengan matriks yang berisi enzim. Berfungsi dalam respirasi
sel.
10. Sentriol
berfungsi membentuk serat gelendong untuk menarik kromosom ke kutub
masing-masing pada fase anaphase dalam pembelahan sel.
11. Mikrotubul
dan mikrofilmen. Mikrotubul tersusun oleh protein tubulin yaitu suatu dimmer
dari dua subunit α dan β tubulin yang sangat mirip, masing-masing dengan berat
molekul 55.000. Mikrofilamen tersusun oleh aktin Berfungsi dalam mempertahankan dan mengatur bentuk sel.
12. Plastida
yaitu organel yang di tersusun oleh pigmen-pigmen. Berfungsi untuk fotosintesis
(kloroplas), penyimpan cadangan makanan (amiloplas), dan memberikan warna
(kromoplas).
B. Saran
Saran penulis
kepada pembaca, hendaknya mengatur jadwal makan dan mengonsumsi makanan
seimbang agar sel-sel dalam tubuh tetap terjaga konsentrasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Isriansyah,
Yaulie. 2011. Makalah Biologi Tentang
Struktur Fungsi Sel dan Jaringan.
Dikutip pada
tanggal 19 Desember 2012. Di situs http://www. makalah-biologi-tentang-struktur-fungsi.html
Juwono
dan Achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi
Sel. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Umar, Zulkarnain. 2012. Struktur Hewan. Makassar: Alauddin
Uiversity Press.
Sianipar,
Prowel. 2010. Mudah dan Cepat dalm
Menghafal Biologi. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Mulyani, Sri. 2006. Aatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
0 komentar:
Posting Komentar